@ Diskusi Peradaban SPI |
Ini adalah sebuah refleksi dari apa yang saya baca, dari sebuah buku
berjudul "Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan" ( MHMMD ) tulisan
seorang wanita yang sejak 6 tahun yang lalu telah saya kagumi, dan
masih terus menginspirasi saya hingga detik ini. Ya, beliau bernama
Marwah Daud Ibrahim, salah satu wanita berprestasi yang dimiliki
Indonesia, yang berasal dari sebuah desa kecil di sebuah kabupaten
bernama Soppeng di Sulawesi Selatan. Beliau hidup dengan banyak keterbatasan
pada awalnya, namun dengan mentalitasnya yang sekuat baja, beliau telah
membuktikan diri sebagai salah seorang anak negeri terbaik yang dimiliki
Indonesia. Perjalanan beliau patut diteladani oleh setiap wanita
yang ingin memberikan sesuatu yang "lebih" untuk kehidupan, namun tetap
berpegang teguh pada kodrat kewanitaannya. :)
Marwah Daud
Ibrahim dalam bukunya MHMMD mendefinisikan kesuksesan dengan cara yang
sederhana, sukses baginya berarti memanfaatkan dan mengaktualisasikan
potensi yang diberikan Tuhan kepada kita untuk membawa manfaat bagi
kelanjutan dan peningkatan kualitas kehidupan di bumi. Sukses menurut
seorang ibu 3 anak ini berarti membuat hidup suatu makhluk atau
seseorang atau banyak orang menjadi lebih baik, lebih bermakna karena
kita telah memberikan banyak sentuhan disana. Sukses menurut peraih
gelar doktor di American University pada usia 32 tahun ini adalah
mengerjakan atau menghasilkan sesuatu yang usia keberadaan dan
manfaatnya lebih panjang dari usia hidup kita sendiri. Sukses menurut
beliau adalah melakukan tugas kemanusiaan kita masing-masing, sesuai
dengan minat, bakat, dan jalan hidup yang ditetapkan Tuhan untuk kita.
Penulisan
buku ini dilatar belakangi oleh kerisauan beliau -setelah melalui
penerungan panjang dan mengunjungi berbagai negeri di berbagai penjuru
dunia- dengan apa yang terjadi di negeri ini. Beliau sadar bahwa
manusia Indonesia yang jumlah penduduknya terbesar kelima di dunia, sama
cerdasnya dengan manusia lain di dunia. Beliau sadar bahwa bangsa ini
dikaruniai potensi alam yang begitu kaya. Kesadaran ini menimbulkan
keyakinan dalam diri beliau bahwa bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa
yang besar,maju, berpengaruh dan memimpin, bukan hanya di Asia tapi juga
di dunia.
Namun kenyataan di lapangan menunjukkan hal
yang sebaliknya, tidak sedikit para generasi muda di Indonesia yang
menganggur padahal mereka berada dalam masa usia produktif, tidak
sedikit tawuran terjadi di negeri ini, padahal di saat yang sama, di
negara maju, sangat sulit untuk melihat generasi muda yang menganggur,
kebanyakan mereka mengisi waktu luangnya di sela-sela jam sekolah atau
kuliah dengan bekerja part time sekedar menjajakan koran, minuman, atau
apapun itu dan setelah itu mengisi waktu luang lainnya dengan berolah
raga.
Setelah menganalisis secara mendalam, beliau
menemukan bahwa salah satu penyebab dari masalah ini adalah, bahwa sejak
usia dini anak- anak di negara-negara maju sudah diasistensi oleh keluarga,
sekolah, sistem masyarakat dan bernegara untuk mengenal diri, potensi
dan rencana hidup mereka. Mereka terbiasa merencanakan hidup, menyusun
target terukur, dan melangkah tapak demi tapak untuk mencapai tujuannya,
sebaliknya, banyak orang di Indonesia belum mengenal diri mereka, dan
belum mengetahui tujuan serta target apa yang akan mereka capai dalam
hidup.
Maka, untuk menjadi bangsa yang besar, kita harus
merumuskan paradigma baru, yaitu melihat sukses bangsa sebagai kumpulan
atau akumulasi dari sukses kecil setiap warganya. Untuk menjadi bangsa
yang berpengaruh kita harus membuat setiap warga negeri ini sukses dan
salah satu caranya adalah dengan memberikan keterampilan hidup (life
skill). Dan keterampilan yang sangat dibutuhkan oleh rakyat yang hidup
di negara berkembang seperti Indonesia adalah keterampilan dalam
mengelola hidup dan merencanakan masa depan. :)
Hal di atas senada dengan apa yang disampaikan oleh seorang Ilmuwan Inggris bernama John Stuart Mill yang menyatakan bahwa "The worth of a state in the long run is the worth of the individuals composing it " Nilai suatu negara dalam jangka panjang adalah kumpulan nilai dari
individu-individu di dalamnya. Maka, daripada terus menerus mengutuki
pemerintah atas segala kekurangan yang ada di negeri ini, lebih baik
kita saling berlomba untuk meningkatkan nilai dan kualitas diri kita
sebagai aktualisasi dari peran kekhalifahan kita di muka bumi sekaligus
sebagai wujud kecintaan kita pada negeri ini, karena sukses bangsa adalah akumulasi dari sukses individu.
Dalam
bab-bab selanjutnya, Marwah Daud Ibrahim menjelaskan panjang lebar
tentang keterampilan paling mendasar bagi seseorang seperti pengenalan
diri, pencarian peluang, penetapan tujuan, penyusunan rencana,proses
pencapaian tujuan dan manajemen waktu dengan disertai tool atau
alat-alat yang membantu berupa kolom-kolom dan tabel untuk membantu
pembaca dalam memulai upaya untuk mengelola hidup dan merencanakan masa
depannya.
Pengenalan Diri
"Tidak
ada karya besar yang dapat dicapai tanpa orang besar, dan seseorang
menjadi besar hanyalah jika ia berketetapan untuk itu"
-Charles De Gaulle-
Statemen
di atas menunjukkkan bahwa sebelum menjadi besar, seseorang harus
membangun pondasi tersebut di dalam pikirannya, menetapkan diri ke arah
sana.Kita tak akan pernah menjadi besar jika kita tidak berketetapan
untuk itu.
Mengenali diri sendiri pada hakekatnya adalah PR besar
bagi setiap manusia, saking pentingnya mengenali diri sendiri, maka
dikatakan bahwa yang mengenal dirinya dialah yang mengenal Tuhannya.
Mengenali
diri menurut Marwah Daud Ibrahim dalam MHMMD meliputi perenungan
tentang siapakah kita sesungguhnya? dimana letak posisi kita dalam
sejarah panjang peradaban umat manusia di bumi ini? dimana letak peran
kita sebagai makhluk di jagad raya yang luas ini? apa tujuan penciptaan
kita? apa karya penting yang akan kita hasilkan? Perenungan seperti ini
sangat penting agar kita dapat memposisikan diri kita secara tepat dalam
kehidupan. Dengan hal itu diharapkan kita dapat melihat potensi dan
dimensi kehidupan kita secara lebih terpadu sehingga kita dapat memilki
keyakinan diri dan pikiran positif, hal inilah yang pada gilirannya bisa
menjadi modal dasar bagi kita untuk menghasilkan karya besar.
Segalanya
bermula dari pikiran dan keyakinan diri, jika kita yakin akan sukses,
maka seluruh energi akan kita kerahkan untuk mencapai apa yang kita
rencanakan, tapi jika kita yakin akan gagal, maka energi kita juga akan
mendorong kita untuk gagal. Untuk berpikir positif kita harus mengenal
siapa diri kita di masa lalu, masa sekarang dan masa depan yang ingin
kita capai. Kita harus mengenal diri kita dan kemudian terus berusaha
menjadi diri kita yang terbaik. William James menyatakan bahwa rata2
manusia hanya mengembangkan 10% dari potensi yang mereka milki, Dale
Carnegie mengingatkan betapa spesialnya diri kita dimana setiap dari
kita adalah sesuatu yang sama sekali baru di muka bumi ini. Maka
mengenali diri dan kemudian mengembangkan potensi adalah mutlak
diperlukan sebagai wujud syukur kita atas karunia Tuhan yang begitu
besar dalam hidup kita sekaligus wujud ibadah kita kepada-Nya.
Pencarian Peluang
"We will either find a way or make one"
Kita akan menemukan jalan atau membuat jalan.
-Hannibal-
Ada
begitu banyak peluang di muka bumi ini, maka adalah hal yang
menggelikan ketika seseorang menjadi pengangguran. Hal yang ironis juga
adalah bahwa banyak masyarakat kita yang tidak jeli untuk tekun mencari
dan melihat kesempatan, sehingga banyak yang hanya sibuk dan mengutuk
keadaan. Padahal jika para pengangguran itu diberi kertas dan pena untuk
menuliskan semua jenis pekerjaan yang ada di bawah terik matahari,
mereka dapat menuliskannya hingga berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus
pekerjaan hanya dalam waktu sekali duduk.
Marwah Daud
Ibrahim mengatakan bahwa dirinya mendapatkan keterampilan mencari dan
menciptakan peluang sejak masa kanak2." Sejak SD saya sudah membantu
memelihara bebek, ke sekolah saya menjual roti dan kacang goreng. Ketika
SMP saya memelihara ulat sutera alam, saat SPG saya tinggal di rumah
sodara dan rutin membersihkan rumah, saat kuliah menjadi reporter surat
kabar kampus dan MC sehingga mendapat dana untuk hidup sehari2. Saat
kuliah di Amerika, saya menjadi editor majalah Caraka Media milik KBRI,
mengajar Bahasa Indonesia dan bekerja di perpustakaan kampus".
Jujur
saya tersenyum membaca cerita Bu Marwah ini, karena saya langsung
teringat dengan kehidupan saya sejak kecil yang pernah saya ceritakan di
kelas Peradaban Islam dalam keadaan mati lampu di tengah malam, yang
membuat seisi kelas tertawa. Saat TK, saya menjual jajanan ringan ke
teman2 sepermainan, saat SD saya membuat es lilin dan membawanya ke
sekolah untuk di jual, saat pengabdian di Blitar saya menjual siomay dan
gorengan yang saya buat sendiri ke para santri, saat kuliah semester
awal saya menjadi distributor perusahaan2 Network Marketing dan sekarang
saya sedang belajar membangun usaha saya sendiri di bidang fashion
muslimah yang saya beri nama AISHA BOUTIQUE. Bismillah, tiada daya dan
upaya kecuali dengan Allah. :)
Penetapan Tujua, Rencana dan Proses Pencapaian
"Seseorang dengan tujuan yang jelas akan membuat kemajuan walaupun melalui jalan yang sulit.
Seseorang yang tanpa tujuan tidak akan membuat kemajuan walaupun di jalan yang mulus"
-Thomas Carlyle-
Menurut
Marwah daud Ibrahim, banyak anak Indonesia yang merumuskan cita2nya
secara amat umum, untuk tidak dikatakan kabur, misalnya "menjadi orang yg berguna bagi bangsa dan negara".
Lalu apa yang mereka maksud dengan "menjadi berguna bagi bangsa dan
negara"? tak ada rincian. Menurut beliau, semestinya pada usia remaja
mereka sudah dibiasakan untuk mengurai cita2nya ke dalam hal 2 yang
spesifik dan realistis. Misalnya yang dimaksud berguna bagi bangsa dan
negara adalah menyediakan beasiswa, membuka kesempatan belajar dan kerja
dengan mendirikan lembaga pendidikan atau membuka lapangan pekerjaan (
menjadi pengusaha ),dll. Cita2 berguna bagi bagsa dan negara memang
mulia, tapi perlu dirinci supaya ada tolok ukur yang jelas.
Merancang
dan memvisualisasi tujuan atau cita2 disertai target spesifik dan
detail, lalu menyusun rencana kerja dan benar2 merealisasikannya sesuai
tahapan yang telah disusun adalah keterampilan yang sangat dibutuhkan.
Khayalan untuk dapat meraih sukses instan tanpa mau bersusah payah dalam
proses sudah saatnya dibuang jauh2.
4 Resep Sukses Napoleon Hill :
- Tulis dengan singkat dan jelas apa yang anda inginkan dalam hidup ( cita-cita )
- Kembangkan garis besar rencana anda untuk mencapai tujuan, kemudian bayangkan anda sudah mencapainya
- Tetapkan jadwal yang pasti kapan tujuan anda akan dicapai, lakukan langkah demi langkah
- Ingatlah selalu tujuan utama dan rencana anda. Ulangilah beberapa kali sehari dan bersyukurlah atas setiap kemajuan yang didapat.
Penyusunan Peta Hidup dan Pengelolaan Waktu
"In order to success, you must have a long-term focus"
-Anthony Robbins-
Setelah
menetapkan tujuan yang akan dicapai, maka tahap selanjutnya yang tidak
kalah pentingnya, terang beliau, adalah menyusun peta hidup. Beliau
mengatakan bahwa, anggaplah anda akan berangkat ke suatu tujuan,
melewati suatu rute perjalanan tertentu, dengan sebuah kendaraan yang
anda kemudikan sendiri. Perencanaan "perjalanan" anda tersebut sebaiknya
tertulis dalam suatu "peta". Peta dimaksud lengkap dengan target2
terukur tentang apa-apa yang diperkirakan bakal terjadi, sepanjang
perjalanan menuju tujuan itu.
Anthony Robbins, seorang
motivator kelas dunia mengajak kita untuk melihat 10 tahun di masa lalu
dan merencanakan 10 tahun ke depan. Ia mengajak kita untuk merenung
sejenak. Dimanakah kita sepuluh tahun yang lalu? apa harapan dan impian
kita ketika itu? siapa teman2 kita? lalu mari kita melihat ke depan,
akan dimanakah atau menjadi apakah kita 10 atau 20 tahun yang akan
datang??
Marwah Daud Ibrahim melihat bahwa kemampuan
menyusun peta hidup sekaligus membantu kita untuk berpikir panjang. hal
ini penting, karena menurut Prof. Toshiko Kinoshita, dari Universitas
Waseda, Jepang, Orang Indonesia tidak pernah berpikir panjang.
Beliau mengatakan bahwa "Orang Indonesia tidak pernah pernah berpikir
panjang. Sedihnya lagi, karakter seperti itu bukan hanya di kalangan
masyarakat semua lapisan, tapi juga politisi dan pejabat pemerintah, hal
ini kemudian menyebabkan Indonesia akan sulit bersaing dengan China dan
negara2 Asia lainnya".
( Kompas, 22 Mei 2002).
Sekilas
terlihat ada generalisasi dalam pernyataan Prof.Kinoshita ini,
nyatanya Indonesia masih memiliki orang2 seperti Bu Marwah daud
Ibrahim,Prof. Laode M. Kamaluddin ( Rektor Unissula hehehhe ), Pak Jusuf
Kalla, dan orang2 visioner lainnya. Namun adalah sebuah bahan
instropeksi yang sangat mendalam bagi kita ketika seorang asing yang
berilmu tinggi sekaliber profesor, sampai bisa berbicara secara general
seperti itu,hal ini menunjukkan bahwa "kebiasaan berpikir pendek" di
berbagai lapisan di indonesia telah mencapai titik keakutan yang sangat
parah dan berbahaya yang pada gilirannya sangat diperlukan adanya
transformasi mindset, itu yang dapat saya ambil dari peryataan Prof.
Kinoshita tersebut.
Selanjutnya, peta hidup yang meliputi
seluruh kehidupan masa lalu, masa kini dan masa depan, harus dilengkapi
dengan rencana yang lebih detail : 5 tahunan, semesteran, bulanan,
mingguan, bahkan harian.
Kesuksesan kita mencapai tujuan dan
target sasaran sangat ditentukan dari apa yang kita lakukan hari demi
hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan dan tahun demi tahun. Sukses
bukan berarti segala upaya kita harus sempurna. Keberhasilan mendaki
gunung tidak ditentukan oleh kenyataan bahwa kita tidak pernah jatuh,
akan tetapi ditandai oleh kemampuan dan kemauan kita untuk senantiasa
bangkit dari jatuh untuk terus melangkah sampai mencapai puncak.:)
Perluasan Wawasan dari Pikiran dan Pengalaman Orang Lain
"saya bisa belajar bahkan dari bayi yang masih menyusu pada ibunya"
-Mahatma Gandhi-
Saat
belajar di Network Marketing, teman sekaligus Upline saya, seorang
pemuda yang memiliki cita2 besar, Andi Sukmawan, mengatakan bahwa,
"saya, untuk menilai seseorang akan sukses atau tidak di industri ini
mudah dan simpel saja koq, saya lihat dari kemauan belajarnya",
tuturnya. Dan saya sependapat dengannya. untuk mencapai keberhasilan,
kita seharusnya siap untuk belajar dari siapapun mengenai apapun yang
bermanfaat.
Anthony Robbins, tulis Marwah Daud Ibrahim,
bahkan meyakini bahwa cara paling efektif yang menghemat energi dan
waktu untuk mencapai yang kita inginkan adalah menemukan seseorang yang
telah mencapai apa yang kita inginkan. Dari sana kita bisa belajar watak
dan karakter, kebiasaan hidupnya, dan kiat2 keberhasilannya. Dengan
meniru proses yang mereka lalui, kita bisa memiliki keyakinan untuk
berhasil.
Marwad Daud Ibrahim mengatakan bahwa sejak kecil
beliau hobi membaca biografi dan pemikiran orang2 besar dunia. "sejak
SD saya sudah membaca pemikiran Plato, Aristoteles, Stuart Mill,
Montessori, Benjamin Franklin, Gandhi dan banyak lagi lainnya. Buku2 itu
saya dapat dari sekolah yang dipimpin ayah saya". (Dan dengan malu saya
katakan bahwa saya baru berencana membaca buku2 itu semester depan, di
bangku semester 3 kuliah Peradaban Islam. Bahkan sampai detik ini saya
belum menemukan karya Plato yang saya cari, dan baru mendapat satu buku
dalam Bahasa Inggris tentang Emanuel Kant dari dosen saya yang sangat
baik hati yaitu Ka Ahmad Mujib El-Shirazy. Ketika membaca ulang buku Bu
Marwah ini saya berpikir, jika suatu hari saya menulis buku, apakah
orang2 akan sudi membacanya ketika saya mengatakan bahwa saya baru
membaca karya Plato di bangku kuliah semester 3..????!! bahkan buku itu
saja sangat sulit dicari di Semarang ini, dan Bu Marwah dapat dengan
mudah mendapatkannya di pedalaman Sulawesi Selatan..!!!sungguh lucu
:D,ini pasti ada yang salah dengan saya, saya pasti kurang gencar
mencarinya.)
Kembali ke MHMMD, Marwah Daud Ibrahim
mengatakan bahwa kita dapat memperluas cakrawala berpikir kita dengan
belajar dari pikiran dan pengalaman orang lain. Beliau menceritakan
bagaimana bacaan tentang Benjamin Franklin mempengaruhi dirinya, beliau
belajar banyak darinya tentang nilai dan kebiasaan hidupnya, inovasi2nya
yang begitu banyak termasuk membuat Universitas Pensylvania di
Philadelphia. " Darinya saya belajar tentang perlunya berinovasi. saya
bahkan bisa berangkat ke Amerika Serikat karena membaca di brosur
tentang kesempatan belajar Bahasa Inggris di Universitas Pensylvania
yang dibangunnya. Brosur tersebut saya temukan tertempel di papan
pengumuman Fakultas Kedokteran Unhas. 3 tahun brosur tersebut saya bawa2
terus dan memotivasi saya untuk kursus dan menemukan cara untuk bisa
menuju ke kota Benjamin Franklin. Musim gugur 1979, saya sungguh2 tiba
disana. Patung dirinya di halaman kampus dan kutipan kata2 mutiara yang
dituliskan di pigura2 dan banyak tertempel di ruang pertemuan kampus
mengingatkan saya dengan kalimat2 yang saya baca dengan lampu minyak
tanah di dusun kecil saya di Pacongkang (sulsel). Tanpa membaca buku
tentangnya, kemungkinan saya tidak tertarik mengambil brosur, dan tidak
termotivasi untuk ke Philadelphia, Amerika Serikat".
Itu
hanya sedikit tentang Benjamin Franklin, dalam kitab suci penuh dengan
kisah Nabi2 dan perjalanan hidup mereka. Ada kisah Nabi Ibrahim yang
berjuang untuk kalimat tauhid, kisah Nabi Nuh, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi
Syuaib, Ratu Bilqis, dan yang lainnya semua memberikan kita pelajaran.
Termasuk kisah keangkuhan Fir'aun, ketabahan Ashabul kahfi, nasehat
Luqman, ketabahan Ismail, integritas moral Yusuf, belum lagi kisah hidup
dan perjuangan Nabi Muhammad SAW yang penuh teladan dan inspirasi.
Dalam
mengelola hidup dan merancang masa depan, kita patut meneladani kisah
sukses para nabi dan rosul, keluarga dan sahabat2nya. Juga sangat
penting untuk mencari inspirasi dari tokoh2 besar dunia. Membaca kisah
hidup tokoh2 dunia di berbagai sektor kehidupan, jelas bisa
menginspirasi atau memotivasi kita untuk-kalo perlu-menciptakan karya
yang lebih monumental dari mereka, begitu tuturnya.:)
*************
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam tulisan ini...:)
tulisan
ini semata2 hanya didasari semangat "Demi masa. Sesungguhnya manusia
berada dalam kerugian. Kecuali orang2 yang beriman dan beramal shaleh
dan saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran" (QS.Al-'Asr)
Wallahua'lam Bissawwab...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar