“Demi masa...
Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian
Melainkan yang beriman dan beramal shaleh
Dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran”
( QS al – ashr 1-4 )
Saya
memulai tulisan ini dengan mencuplik sebuah surat dari Al – qur’an Al -
karim tentang waktu. Dalam surat tersebut, Allah bersumpah demi masa
(waktu). Hal ini menunjukkan bahwa waktu menempati posisi yang sangat
penting dalam Islam. Ini sangat dapat dimengerti, mengingat waktu
adalah salah satu aset terpenting yang dimiliki manusia. Waktu memang
tidak dapat mendefinisikan dirinya, dia hanya bekerja mengikuti hukum
alam ( Sunatullah ) yang ditetapkan Allah SWT sebagai Tuhan seluruh alam
semesta. Waktu dapat mengantar manusia pada kesuksesan bila
dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya. Tapi dapat juga menjerumuskan
manusia ke dalam kegagalan dan kehinaan jika tidak dimanfaatkan dengat
tepat.
Nabi Muhammad saw bersabda “Barang
siapa yang hari ini lebih baim dari kemarin maka dia beruntung. Barang
siapa yang hari ini sama dengan kemarin maka dia merugi dan barang siapa
yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka dia celaka”
hal ini menunjukkan bahwa kita harus memanfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya dan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri dari
waktu ke waktu. Menariknya, sabda Nabi ini terbukti menjadi kunci
kesuksesan bagi orang-orang yang mau mengamalkannya dengan sungguh-sungguh.
Saya mengenal seorang pengusaha sukses, Bapak Heppy Trenggono, founder dan CEO Balimuda Group yang saat ini asetnya telah mencapai 4 trilyun. Ternyata beliau berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Beliau membangun bisnisnya dari nol. Saya juga mengenal seorang Business Coach, Bambang Nugroho, sosok inspiratif yang training-trainingnya luar biasa digemari masyarakat wilayah Jawa Tengah. Sebentar lagi munkin beliau akan masuk ke wilayah nasional. Ada lagi, Bapak H. Hasan Toha Putra,MBA ketua Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung yang sukses membangun bisnisnya sekaligus sukses mengabdi untuk umat, dan masih banyak sosok lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu dalam tulisan ini. Apa kunci sukses mereka?? Ternyata simpel saja, mereka hanya menjalankan hadist Nabi di atas. Mereka selalu berusaha mendisiplinkan diri untuk selalu menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Saya mengenal seorang pengusaha sukses, Bapak Heppy Trenggono, founder dan CEO Balimuda Group yang saat ini asetnya telah mencapai 4 trilyun. Ternyata beliau berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Beliau membangun bisnisnya dari nol. Saya juga mengenal seorang Business Coach, Bambang Nugroho, sosok inspiratif yang training-trainingnya luar biasa digemari masyarakat wilayah Jawa Tengah. Sebentar lagi munkin beliau akan masuk ke wilayah nasional. Ada lagi, Bapak H. Hasan Toha Putra,MBA ketua Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung yang sukses membangun bisnisnya sekaligus sukses mengabdi untuk umat, dan masih banyak sosok lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu dalam tulisan ini. Apa kunci sukses mereka?? Ternyata simpel saja, mereka hanya menjalankan hadist Nabi di atas. Mereka selalu berusaha mendisiplinkan diri untuk selalu menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Menurut Nabi Muhammad Saw, rata–rata umur manusia
akhir zaman adalah 60 tahun (Bisa kurang bisa lebih, Wallahu a’lam).
Allah memberikan waktu yang sama kepada setiap manusia yaitu dua puluh empat jam
perhari. Tidak ada pengecualian. Lantas apa yang membedakan?? Yang
membedakan adalah bagaimana manusia memanfaatkan waktunya. Inilah
yang membedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain yang
kemudian akan membawa implikasi (hasil) yang berbeda pada masing-masing
individu.
Seorang ilmuwan muslim yang cemerlang, Imam Al-Ghazali (Semoga Allah memberkahinya atas sumbangan ilmunya yang sangat besar
bagi kehidupan) mengatakan bahwa jika rata –rata umur manusia 60 tahun,
dan tidur rata- rata delapan jam perhari, maka dalam waktu 60 tahun ia telah
tidur selama 20 tahun. Jadi, rata–rata kita menghabiskan 33,33% waktu yang dimiliki untuk
tidur. Itu baru yang dialami oleh orang yang rata- rata tidur delapan jam
perhari. Bagaimana dengan mereka yang tidur lebih dari delapan jam dalam sehari?? berapa banyak waktu yang hilang?? Lantas, berapa lama kita terjaga?? Apa
saja yang sudah kita lakukan selama terjaga?? Apakah kita melakukan
hal yang bermanfaat atau sebaliknya, waktu yang kita miliki banyak kita
habiskan untuk melakukan hal yang sia–sia belaka??. Padalah waktu adalah
nikmat yang pastinya nanti akan dimintai pertanggung jawabannya
di hadapan Allah pada hari pembalasan bersama dengan ilmu, harta, dan nikmat-nikmat lainnya.
Jika
direnungkan lebih mendalam, kita memang hidup di era yang telah
berkembang begitu pesat yang banyak membawa efek kebaikan bagi kehidupan
manusia, tapi tidak sedikit pula membawa dampak buruk. Adanya
globalisasi memungkinkan manusia dari berbagai peradaban di dunia saling
berinteraksi tanpa batas yang dalam banyak hal menguntungkan, tapi juga
sekaligus mengancam aqidah dan akhlak seorang muslim jika tidak
dibentengi dengan kuat. Bercampurnya nilai-nilai yang yang tidak sesuai
dengan Islam seperti hedonisme, pluralisme, relativisme dan paham-paham lain berpotensi
mengaburkan identitas seorang muslim. Maka, sudah saatnya kita buka
kembali Al-qur’an yang mungkin sudah teronggok dan berdebu karena
jarang disentuh apalagi dikaji. Sudah saatnya kita telaah kembali hadist–hadist Nabi
yang penuh hikmah sebagai panduan hidup kita. Bukan hanya dibaca tapi
juga ditelaah, direnungkan, dipahami dan diimplementasikan dalam
kehidupan walaupun sedikit demi sedikit. Perubahan harus dilakukan meskipun berproses. Ini penting agar kita tidak termasuk golongan orang-orang yang merugi.
Sudah
saatnya kita bangun dari tidur panjang dan menyadari
bahwa hidup ini terlalu singkat untuk diwarnai dengan hal-hal yang sia-sia. Sudah saatnya kita memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk memberi manfaat sebanyak–banyaknya pada diri dan orang lain, karena sebaik – baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.
Sehingga, kapanpun Allah memanggil kita untuk kembali keharibaan-Nya,
kita dapat tersenyum lega karena telah berbuat sebaik-baiknya di muka bumi. Karena kita tidak pernah tahu kapan kehidupan ini akan berakhir. Maka, mengingat dan mengimplementasikan sabda Nabi Muhammad Saw menjadi niscaya. “Berbuatlah untuk duniamu seakan-akan kau akan hidup selamanya, dan berbuatlah untuk akheratmu seakan-akan kau akan mati besok”.
Al
– qur’an adalah petunjuk bagi manusia. Nabi Muhammad Saw
sebelum wafatnya, mewariskan dua hal sebagai pegangan manusia
yang ingin selamat di dunia dan akherat, yaitu Al-qur’an dan Al-hadist.
Surat di awal tulisan ini menerangkan bahwa sesungguhnya manusia berada
dalam kerugian, melainkan orang yang beriman, yaitu orang yang meyakini
dan membenarkan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad Saw
adalah utusan Allah. Bukan hanya diyakini dalam hati, tapi juga
diucapkan dengan lisan dan diimplementasikan dengan perbuatan.
Selanjutnya adalah orang yang beramal shaleh, yaitu melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya baik dalam hubungan dengan
Allah maupun dalam mu’amalah (pergaulan) dengan manusia dan alam
sekitar. Selanjutnya, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Manusia adalah makhluk lemah yang tak bisa lepas dari kesalahan, maka
saling mengingatkan dalam kebenaran akan memberi manfaat yang sangat
besar bagi keimanan seseorang, mengingat iman bersifat fluktuatif atau
naik turun. Namun demikian, sifat iman yang fluktuatif tersebut jangan dijadikan
legitimasi bagi kemalasan kita. Karena jika mau, kita bisa tetap menjaga stabilitasnya. Pak Hud Munawar dalam
kuliah Komunikasi dan Dinamika Kelompok mengatakan bahwa Idealnya iman
bersifat seperti anak tangga, naik, datar, naik, datar, naik, sehingga
selalu menuju ke atas, selalu mengalami peningkatan. Bukan atas, bawah,
atas, bawah yang akhirnya tidak ada peningkatan dan cenderung jalan di tempat.
Saling mengingatkan dalam kesabaran juga penting, karena pada hakekatnya hidup di dunia adalah ujian yang sangat berat bagi manusia, dimana setiap amal, sekecil apapun, akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah swt. Firman Allah dalam surat al-mulk “Yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji diantara kalian siapa yang paling baik amalnya” adalah petunjuk bahwa manusia menhadapi ujian yang berat dalam kehidupan .
Saling mengingatkan dalam kesabaran juga penting, karena pada hakekatnya hidup di dunia adalah ujian yang sangat berat bagi manusia, dimana setiap amal, sekecil apapun, akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah swt. Firman Allah dalam surat al-mulk “Yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji diantara kalian siapa yang paling baik amalnya” adalah petunjuk bahwa manusia menhadapi ujian yang berat dalam kehidupan .
Allah
bersumpah demi waktu bahwa kebanyakan manusia berada dalam kerugian
kecuali orang-orang yang beriman, beramal shaleh dan saling menasehati
dalam kebenaran dan kesabaran. Hal ini patut kita jadikan patokan dalam
hidup agar kita terhindar dari kerugian tersebut.
Tidak
pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Marilah kita
memulai kehidupan baru yang penuh makna dan manfaat. Kita dapat memulai
pelan–pelan dari hal terkecil seperti yang diajarkan Coach Bambang
Nugroho dalam Training “How to Reach Your Target” -Manfaatkanlah waktu
untuk membaca Al qur’an dan terjemahnya setiap hari agar kita mengerti
maksud dari ayat-ayatnya, tidak perlu lama, beberapa ayat yang penting
kontinyu. Alokasikan sedikit waktu untuk belajar apa saja dari
apa yang kita lihat, dengar dan rasakan. Alokasikan sedikit waktu untuk
sekedar menelpon atau sms pesan kebaikan kepada orang-orang yang kita cintai
seperti orang tua, anak, istri, suami dan rekan-rekan untuk menjaga
silaturahmi. Lakukan sedekah semampunya setiap hari, membantu sesama, saling
mengingatkan dalam kebenaran. Saling mengingatkan dalam kesabaran. Untuk mempermudah upaya perbaikan hidup kita, Catat perkembangan hidup
kita di atas kertas. Hal-hal yang bisa dicatat antara lain perkembangan spiritual, intelektual, ekonomi / keuangan,
sosial, dan aspek-aspek penting lainnya.
Semoga usaha kita
dapat menolong kita terbebas dari kerugian. Semoga Allah menggolongkan kita termasuk golongan generasi Khaira Ummah, yaitu generasi terbaik
yang digambarkan Allah dalam firman -Nya“ Kalian adalah
generasi terbaik yang ada untuk manusia. Mengajak pada yang ma’ruf
dan mencegah yang mungkar, dan beriman kepada Allah”.
Tulisan ini saya buat dengan segala keterbatasan. Hanya dengan semangat “Ballighu ‘anni walau ayah”,
sampaikanlah dariku walau satu ayat (sabda Nabi saw ). Tujuan utamanya
adalah untuk mengingatkan diri sendiri dan semoga memberi manfaat bagi teman-teman yang membacanya.
-Wallahu a’lam bissawwab-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar