Jumat, 02 Agustus 2013

Focusing Our Heart to Allah


"Oh Allah, teach me to love others just like i love myself, teach me to judge myself just like i judge others. And if i have wronged anyone, give me the courage to apologize, and if anyone wronged me, give me the courage to forgive. Because You have taught me that forgiveness is the highest level of strength and revenge is the highest level of weakness. And i ask You not to forget me in Your forgiveness" 
-Come Towards Allah Come Towards Success-

Sejenak mari kita renungkan, kapan kita mulai belajar shalat..?? Sudah lama sekali kita belajar shalat, sejak balita, mungkin. Kapan kita mulai hafal doa iftitah “Allahu Akbar kabiro wa a-lhamdulillah katsiro wa subhannallah  bukrata wa asila. INNI WAJJAHTU WAJHIYA LI ALLADZI FATARA AS-SAMAAWAAT WA AL-ARD. Hanifa muslima wa ma ana min al-musyrikin. Inna salati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi Rabb al-alamin. La syarika lahu wa bi dzalika umirtu wa ana min al-muslimin”.

Senin, 22 Juli 2013

Khaira Ummah

KHAIRA UMMAH :
GENERASI MUSLIM UNGGUL, KAYA PRESTASI DAN BERDAYA SAING TINGGI
Oleh : Marlis Herni Afridah
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
                                                     -QS. Al Imran : 110-                   
Umat terbaik atau khaira ummah sebagaimana difirmakan Allah dalam QS. Al Imran :110 sesungguhnya bisa mewujud di segala zaman tanpa ada sekat-sekat ruang dan waktu. Khaira ummah berkaitan erat dengan karakter dan sebaik-baik karakter adalah karakter generasi para sahabat Rasulullah saw karena mereka belajar dan menimba ilmu langsung dari utusan Allah yang mulia, Muhammad Rasulullah saw.

Senin, 01 Juli 2013

Hidup Semuanya Rahmat


Indahnya hidup jika kita belajar memandang kehidupan dengan meniru perspektif Baginda Nabi Muhammad saw. Tentu saja kita tidak mungkin bisa mendekati apalagi menyamai perspektif beliau yang begitu agung. Tapi sebagai umatnya, kita boleh berusaha mendekatinya, meneladaninya semaksimal mungkin semampu kita sebagai manusia biasa, yang sesungguhnya begitu mudah tergelincir, baik dalam urusan hati, pikiran, ucapan maupun laku. Hanya dengan mengikat diri kepada Allah dan Rasul-Nya, kita inshaallah bisa selamat dalam mengarungi samudera kehidupan yang penuh dengan gelombang cobaan.

Dalam kehidupan kita selalu diuji oleh Allah dengan berbagai macam hal seperti  kesenangan dan kesusahan atau kelapangan dan kesempitan. Tidak ada satupun manusia yang bebas dari ujian ini, sekalipun seorang pribadi agung sepanjang sejarah umat manusia, Baginda Nabi Muhammad saw. Allah berfirman dalam Al-Qur’an “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum nyata orang-orang yang berjihad diantara kamu dan belum nyata orang-orang yang sabar”[1]

Minggu, 09 Juni 2013

Happy Birthday My Dear Friend ^^

Semarang, 09 Juni 2013
Dear friend :
Bruno Adolf Richard Telaumbanua

Masih lekat dalam ingatan, waktu itu Mei 2011 di Bandung, kita sekitar 200 orang perwakilan mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia diundang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk acara Deklarasi HIPMI-Perguruan Tinggi (HIPMI-PT) bersama DR. Boediono Wapres RI di gedung Asia Afrika. Saat sarapan di lobi hotel adalah awal aku mulai mengenal kamu, mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang dengan kesan pertama yang menurutku, buat kamu repot. Haha ;)) Waktu itu aku dan kawan-kawan asik foto-foto. Aku ingat kamu adalah korban yang aku mintai tolong buat jadi fotografer. Setelah itu kita kenalan dan aku tahu nama kamu Richard. Jujur, saat itu aku tidak pernah mempertimbangkan bahwa di antara sekitar 200 orang itu, kamu yang kemudian jadi sahabat terbaikku hingga hari ini. ^^

Minggu, 02 Juni 2013

Media Sosial dan Akhlak Rasulullah SAW

MEDIA SOSIAL DAN AKHLAK RASULULLAH SAW
“Jejak-jejak akhlakku akan tetap berada di tengah-tengah umatku hingga hari kiamat. Satu-satunya alasan bagi kemuliaan dan kebanggaan bagi setiap orang adalah akhlak mereka. Dalam pekerjaan mereka, perolehan, kebiasaan, keadaan mereka saat ini, keberhasilan sejati hanya bisa dicapai melalui akhlak yang baik, terutama jika akhlak itu disempurnakan melalui keadilan”
-Muhammad saw-[1]
Revolusi teknologi informasi menjadikan abad 21 sebagai abad yang sama sekali berbeda dari abad-abad sebelumnya. Teknologi informasi telah mengubah dunia, mengubah kecendrungan manusia dan pola interaksi antar manusia. Jika di abad-abad sebelumnya manusia cenderung melaksanakan satu pekerjaan dalam satu waktu, teknologi informasi telah menjadikan manusia abad 21 sebagai generasi multi-tasking yang melakukan satu, dua, atau tiga pekerjaan sekaligus dalam sekali duduk. Saat kuliah, mahasiswa masih bisa terkoneksi dengan teman-temannya di berbagai penjuru dunia melalui media sosial, ngobrol via chatting, tanpa harus kehilangan momen belajar itu sendiri. Saat rapat, seorang suami bisa menyapa istri dan anak-anaknya via BBM, Kakao, Whats Up, Line, Chat On, dll. Saat demo, seorang aktivis masih sempat menghubungi orang tuanya untuk menghibur mereka bahwa semuanya terkendali dan akan baik-baik saja. Dan masih banyak contoh lainnya dari kebiasaan baru generasi multi-tasking di abad 21 yang tidak pernah ada di abad-abad sebelumnya.