PIDATO UMAR BIN KHATTAB,RA SETELAH
DIBAIAT SEBAGAI KHALIFAH
“Allah tidak melihatku pantas untuk menduduki tempatnya
Abu Bakar. Segala puji syukur hanya untuk Allah SWT. Shalawat serta salam untuk
Nabi Muhammad SAW. Dan semoga Allah merahmati Abu Bakar As-siddiq. Ia telah
melaksanakan amanah yang diembannya. Selalu membimbing umat. Ia telah
meninggalkan umat tanpa ada satupun yang menggunjingnya. Kita setelahnya,
mengemban tugas yang berat. Kita tidak mendapat kebaikan dari hasil ijtihad
kita saat ini kecuali telah ada pada masa sebelum kita. Bagaimanakah kemudian
kita bergabung dengannya kelak..?? Kepunyaan Allah-lah semua yang telah
diambil. Dan kepunyaan Allah-lah semua yang telah diberikan.
Wahai para manusia...
Aku hanyalah seorang dari golongan kalian. Jika aku tidak
sungkan menolak perintah khalifah Rasul (Abu Bakar) Aku tidak mau mengurusi
urusan kalian. Ya Allah, aku adalah orang yang kaku maka lunakkanlah. Ya Allah
aku adalah orang yang lemah maka kuatkanlah. Allah telah memberi ujian kalian
semua denganku. Begitu juga sebaliknya (Allah mengujiku dengan kalian). Allah
telah memperpanjang umurku. Aku mendengar bahwa orang-orang telah membenci
sifat kerasku dan aku takut akan kekakuanku. Mereka mengatakan “Umar telah
bersikap keras kepada kita ketika Rasulullah masih hidup bersama kita. Begitu
juga umar telah bersikap keras kepada kita ketika Abu Bakar menjadi pemimpin. Lalu
bagaimana jika kepemimpinan itu berada di tangannya..??”. Siapa yang mengatakan
seperti itu adalah benar. Akan tetapi aku selalu mengikuti apa yang Rasulullah
berikan. Aku adalah pelayan dan pengawalnya. Rasulullah terkenal mempunyai
sifat lembut dan pemurah. Seperti yang Allah SWT sabdakan “Amat belas kasihan
lagi penyayang terhadap orang mu’min.”
Aku diantara pedang yang terikat sampai terlepas, atau bahkan
dibiarkan begitu saja. Kemudian setelah itu Abu Bakar yang memimpin umat
muslim, yang tidak pernah diingkari segala perintah dan ajakannya. Serta
kelembutan dan kemuliaannya. Aku adalah pelayan dan pembantunya. Sifat kerasku
selalu diikuti dengan kelembutan sifatnya. Aku diantara pedang yang terikat
sampai terlepas, atau bahkan dibiarkan begitu saja. Kemudian sekarang aku yang
memimpin kalian. Ketahuilah bahwa sikap kerasku itu telah bertambah. Namun itu
hanya bagi orang-orang yang dzalim dan ingkar. Adapun bagi orang-orang yang
selalu patuh pada ajaran agamanya, maka aku akan bersikap lebih lunak daripada
yang lainnya.
Aku tidak mengharapkan seseorang mendzolimi orang lain
atau bermusuhan dengan yang lain. Sampai aku menghentikannya dan kembali kepada
kebenaran. Dengan sifat kerasku tersebut, aku letakkan kakiku di atas muka bumi
ini, wahai orang-orang yang pemaaf dan orang-orang yang pemurah. Dan kalian
semua ada kesepakatan denganku, maka dengarkanlah. Kewajibanku adalah aku tidak
akan memilih orang-orang diantara kalian atau apa yang telah Allah anugerahkan
kepada kalian kecuali adanya pertimbangan yang tepat. Dan aku berkewajiban
menambah pendapatan kalian atau rezeki kalian. Jika Allah menghendaki, maka aku
naikkan upah kalian. Kewajibanku pada kalian adalah tidak menyesatkan kalian
pada bencana. Jika kalian hilang dalam suatu perintah perjalanan maka aku akan mencarinya.
Mengenai harta Allah, aku memposisikan diriku disini
seperti anak yatim. Jika aku diberi kekayaan maka aku akan menjadi orang yang
pemurah. Jika aku miskin, aku akan memakan makanan yang baik dan halal.
Bertakwalah kalian semua wahai hamba Allah. Bantulah aku dengan urusan yang ada
pada kalian semua dengan menjalankannya dengan baik. Dan semoga diteguhkan
kepadaku untuk selalu memerintahkan kebaikan dan mencegah terjadi kemungkaran
dan selalu menasehatkan kebaikan ketika aku memerintah nanti.
Wahai manusia, dengarkanlah...
Berdirilah Mutsanna. Ini adalah saudara kalian, Mutsanna
Bin Harits As-Syaibani. Aku telah mengetahui ujian yang diterimanya di Irak.
Orang-orang muslim disana hanya sedikit dan lemah. Mereka takut akan orang
Persia yang ingin merebut kembali tanah kelahirannya Irak. Sebelum Abu Bakar
meninggal, beliau berpesan kepadaku agar tidak melupakan dan terlambat untuk
mengembalikan pasukan kepada Mutsanna. Demi Allah, ini adalah jihad dan
pengorbanan.”
Dikutip dari Film Serial “Umar Bin Khattab” Episode 23.
Semarang, 28 Januari 2013 @ 14.08 WIB
ada gak ya..titisan umar r.a ?
BalasHapus