Senin, 28 Januari 2013

Pidato Umar Bin Khattab,RA

PIDATO UMAR BIN KHATTAB,RA SETELAH DIBAIAT SEBAGAI KHALIFAH
“Allah tidak melihatku pantas untuk menduduki tempatnya Abu Bakar. Segala puji syukur hanya untuk Allah SWT. Shalawat serta salam untuk Nabi Muhammad SAW. Dan semoga Allah merahmati Abu Bakar As-siddiq. Ia telah melaksanakan amanah yang diembannya. Selalu membimbing umat. Ia telah meninggalkan umat tanpa ada satupun yang menggunjingnya. Kita setelahnya, mengemban tugas yang berat. Kita tidak mendapat kebaikan dari hasil ijtihad kita saat ini kecuali telah ada pada masa sebelum kita. Bagaimanakah kemudian kita bergabung dengannya kelak..?? Kepunyaan Allah-lah semua yang telah diambil. Dan kepunyaan Allah-lah semua yang telah diberikan.
Wahai para manusia...
Aku hanyalah seorang dari golongan kalian. Jika aku tidak sungkan menolak perintah khalifah Rasul (Abu Bakar) Aku tidak mau mengurusi urusan kalian. Ya Allah, aku adalah orang yang kaku maka lunakkanlah. Ya Allah aku adalah orang yang lemah maka kuatkanlah. Allah telah memberi ujian kalian semua denganku. Begitu juga sebaliknya (Allah mengujiku dengan kalian). Allah telah memperpanjang umurku. Aku mendengar bahwa orang-orang telah membenci sifat kerasku dan aku takut akan kekakuanku. Mereka mengatakan “Umar telah bersikap keras kepada kita ketika Rasulullah masih hidup bersama kita. Begitu juga umar telah bersikap keras kepada kita ketika Abu Bakar menjadi pemimpin. Lalu bagaimana jika kepemimpinan itu berada di tangannya..??”. Siapa yang mengatakan seperti itu adalah benar. Akan tetapi aku selalu mengikuti apa yang Rasulullah berikan. Aku adalah pelayan dan pengawalnya. Rasulullah terkenal mempunyai sifat lembut dan pemurah. Seperti yang Allah SWT sabdakan “Amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang mu’min.”
Aku diantara pedang yang terikat sampai terlepas, atau bahkan dibiarkan begitu saja. Kemudian setelah itu Abu Bakar yang memimpin umat muslim, yang tidak pernah diingkari segala perintah dan ajakannya. Serta kelembutan dan kemuliaannya. Aku adalah pelayan dan pembantunya. Sifat kerasku selalu diikuti dengan kelembutan sifatnya. Aku diantara pedang yang terikat sampai terlepas, atau bahkan dibiarkan begitu saja. Kemudian sekarang aku yang memimpin kalian. Ketahuilah bahwa sikap kerasku itu telah bertambah. Namun itu hanya bagi orang-orang yang dzalim dan ingkar. Adapun bagi orang-orang yang selalu patuh pada ajaran agamanya, maka aku akan bersikap lebih lunak daripada yang lainnya.
Aku tidak mengharapkan seseorang mendzolimi orang lain atau bermusuhan dengan yang lain. Sampai aku menghentikannya dan kembali kepada kebenaran. Dengan sifat kerasku tersebut, aku letakkan kakiku di atas muka bumi ini, wahai orang-orang yang pemaaf dan orang-orang yang pemurah. Dan kalian semua ada kesepakatan denganku, maka dengarkanlah. Kewajibanku adalah aku tidak akan memilih orang-orang diantara kalian atau apa yang telah Allah anugerahkan kepada kalian kecuali adanya pertimbangan yang tepat. Dan aku berkewajiban menambah pendapatan kalian atau rezeki kalian. Jika Allah menghendaki, maka aku naikkan upah kalian. Kewajibanku pada kalian adalah tidak menyesatkan kalian pada bencana. Jika kalian hilang dalam suatu perintah perjalanan  maka aku akan mencarinya.
Mengenai harta Allah, aku memposisikan diriku disini seperti anak yatim. Jika aku diberi kekayaan maka aku akan menjadi orang yang pemurah. Jika aku miskin, aku akan memakan makanan yang baik dan halal. Bertakwalah kalian semua wahai hamba Allah. Bantulah aku dengan urusan yang ada pada kalian semua dengan menjalankannya dengan baik. Dan semoga diteguhkan kepadaku untuk selalu memerintahkan kebaikan dan mencegah terjadi kemungkaran dan selalu menasehatkan kebaikan ketika aku memerintah nanti.
Wahai manusia, dengarkanlah...
Berdirilah Mutsanna. Ini adalah saudara kalian, Mutsanna Bin Harits As-Syaibani. Aku telah mengetahui ujian yang diterimanya di Irak. Orang-orang muslim disana hanya sedikit dan lemah. Mereka takut akan orang Persia yang ingin merebut kembali tanah kelahirannya Irak. Sebelum Abu Bakar meninggal, beliau berpesan kepadaku agar tidak melupakan dan terlambat untuk mengembalikan pasukan kepada Mutsanna. Demi Allah, ini adalah jihad dan pengorbanan.”
Dikutip dari Film Serial “Umar Bin Khattab” Episode 23.
Semarang, 28 Januari 2013 @ 14.08 WIB

1 komentar: