Senin, 22 Juli 2013

Khaira Ummah

KHAIRA UMMAH :
GENERASI MUSLIM UNGGUL, KAYA PRESTASI DAN BERDAYA SAING TINGGI
Oleh : Marlis Herni Afridah
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
                                                     -QS. Al Imran : 110-                   
Umat terbaik atau khaira ummah sebagaimana difirmakan Allah dalam QS. Al Imran :110 sesungguhnya bisa mewujud di segala zaman tanpa ada sekat-sekat ruang dan waktu. Khaira ummah berkaitan erat dengan karakter dan sebaik-baik karakter adalah karakter generasi para sahabat Rasulullah saw karena mereka belajar dan menimba ilmu langsung dari utusan Allah yang mulia, Muhammad Rasulullah saw.
Maka, khaira ummah dalam konteks kekinian adalah mereka yang mau berpegang teguh pada al-Qur’an dan sunnah Rasulullah saw. Umat terbaik adalah mereka yang mau meneladani karakteristik generasi terbaik yaitu generasi pada sahabat dalam setiap gerak kehidupan. Dalam The Best Life, Prof. Laode M. Kamaluddin & Ahmad Mujib El-Shirazy meramu 5 rumus dahsyat yang akan mampu melejitkan potensi generasi Islam agar menjadi generasi khaira ummah. Rumus-rumus itu antara lain 1) Agar menjadi umat terbaik maka kita harus meneladani generasi umat terbaik pula, 2) Membangun umat terbaik harus bermodal iman dan taqwa kepada Allah tanpa tawar, 3) Mengutamakan ilmu sebelum amal, 4) Menjadi umat terbaik dengan amal dan karya, dan 5) Membangun umat terbaik dengan berjamaah. 

Umat terbaik adalah generasi yang mampu menaklukkan dirinya sendiri dan sanggup menyelesaikan urusan kehidupan dalam rangka menunjang kehidupan akherat. Umat terbaik adalah mereka yang tidak menjadi beban bagi orang lain, mandiri dan berdikari. Meminjam istilah motivator finansial kelas dunia Robert Kiyosaki, umat terbaik adalah mereka yang independen secara ekonomi atau bebas finansial. Ekonomi memang merupakan salah satu pilar utama penyangga eksistensi peradaban. Dunia telah melihat jatuh bangun peradaban disebabkan resesi ekonomi. Sejarah juga telah membuktikan bahwa keunggulan di bidang ekonomi membawa banyak sekali manfaat bagi kebangkitan suatu peradaban. Contoh menarik dapat kita saksikan dalam peristiwa besar pembebasan Konstantinopel, ibu kota Byzantium oleh Turki Utsmani yang dipimpin Sultan Muhammad Al-Fatih.
Dalam Muhammad Al-Fatih 1453, Felix Y. Siauw menceritakan bahwa salah satu kunci utama kesuksesan pembebasan Konstantinopel adalah ekonomi Turki Utsmani yang kuat. Diceritakan bahwa suatu hari pada musim panas 1452, seorang ahli senjata berkebangsaan Hungaria datang di hadapan Sultan Fatih untuk menawarkan keahliannya membuat meriam. Sebelumnya, Orban sang pembuat senjata telah menawarkan rancangan senjatanya kepada Kaisar Constantine Palaiologos sang kaisar Byzantium. Namun keadaan Byzantium yang sedang mengalami resesi ekonomi parah tidak memungkinkan untuk berinvestasi dalam persenjataan militer, apalagi mereka merasa aman berlindung dibalik temboknya yang terkenal tak tertaklukkan selama ribuan tahun. Untuk mencegah teknologi Orban dikuasai umat Islam Turki Utsmani, Kaisar Byzantium menahannya dalam kota dan berjanji untuk memenuhi kebutuhannya sebagai kompensasi. Namun kenyataan berkata lain, kompensasi yang dijanjikan tak kunjung didapat. Sebagai seniman senjata tak ada yang lebih membahagiakan hatinya  selain menjadikan impian dan rancangan senjatanya menjadi kenyataan. Sejarah selanjutnya mencatat bahwa kedua kaki Orban berdiri di hadapan Sultan Fatih untuk mencoba peruntungannya.
Dengan ekonomi Turki Utsmani yang kuat, Sultan kemudian memerintahkan pegawainya untuk memperlakukan Orban dengan sangat baik dan membayarnya 4x lipat dari harga yang diminta Orban. Lahirlah kemudian meriam yang mampu memporak porandakan tembok Konstantinopel dan membawa kemenangan bagi umat Islam di seluruh dunia dengan pembebasan Konstantinopel yang dilakukan oleh Turki Utsmani. Demikianlah kekuatan ekonomi menjadi salah satu ciri penting dari kehidupan generasi khaira ummah.
Bukti bahwa ekonomi menempati peranan penting dalam Islam dapat kita lihat dari 5 rukun Islam. Rukun Islam adalah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadhan. Puncak dari keempat rukun tersebut adalah rukun Islam kelima yaitu ibadah haji ke Baitullah bagi yang mampu. Ibadah haji adalah ibadah yang bukan hanya mensyaratkan kondisi spiritual yang baik tapi juga mensyaratkan fisik dan ekonomi yang baik. Hal ini membuktikan bahwa ekonomi adalah bagian penting dari proses penyempurnaan diri dalam berislam. Generasi khaira ummah tidak boleh menafikan upaya pembangunan ekonomi dalam kehidupan.
Dalam al-Qur’an Allah menyebut umat Muhammad saw sebagai umat terbaik. Ini merupakan perjanjian maha berat bagi orang-orang yang berpikir. Bahwa dengan itu  kita diharapkan mampu menjalankan tugas kekhalifahan di muka bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana yang dikehendaki Allah. Jika kita ingkar dan tidak fokus membangun diri untuk menjadi umat terbaik sebagaimana Allah telah menyematkan julukan itu bagi umat Muhammad saw, artinya kita telah mendurhakai Allah. Padahal Allah telah mengutamakan manusia di atas segala makhluk dan mengutamakan umat  Rasulullah saw di atas segala umat. Allah mengamanahkan bumi ini kepada manusia, bukan kepada binatang, tumbuhan, malaikat ataupun setan. Diceritakan bahwa jika amanah kekhalifahan ini diberikan kepada gunung, niscaya ia hancur berkeping-keping dalam sekejap disebabkan rasa takutnya kepada Allah. Dengan alasan ini, sudah semestinya kita membangun diri menjadi generasi khaira ummah, menciptakan kemakmuran di muka bumi, menebar kasih untuk semesta sehingga kita tidak menyalahi harapan dan tujuan Allah dalam penciptaan.
Umat terbaik memiliki karakteristik yang unggul. Salah satu hal terbaik yang diberikan Allah kepada kita adalah potensi. Maka, jika kita ingin menjadi umat terbaik, kita harus memaksimalkan potensi yang ada dalam diri kita demi mencetak prestasi yang bisa dibanggakan oleh Allah dan Rasul-Nya. Kita harus memaksimalkan energi sebagai jalan naik dalam hidup kita dengan niat semata-mata menolong agama Allah dalam rangka meraih ridho dan rahmat-Nya. Sebagaimana pesawat dapat tinggal landas dan terbang tinggi di angkasa dengan mengerahkan segenap energi yang ada, kita juga harus mengerahkan segala energi demi meningkatkan kualitas diri dalam setiap jengkal proses kehidupan.  
Al-Farabi, seorang filosof muslim terkemuka menjelaskan teorinya tentang konsep manusia. Bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin hidup sendiri. Manusia selalu membutuhkan orang lain untuk berinteraksi dan bekerjasama dalam relasi yang sejajar agar dapat menyelesaikan urusan-urusan kehidupan demi meraih kesempurnaan hidup di dunia dan akherat. Oleh karena itu, dalam rangka menggapai cita-cita menjadi generasi khaira ummah, kita harus bekerjasama secara berjamaah. Umat adalah kumpulan dari individu-individu yang terikat satu sama lain oleh adanya visi dan tujuan yang sama. Maka dari itu, masing-masing individu dalam umat ini harus bekerjasama secara berjamaah dengan memaksimalkan potensi masing-masing pihak. Sungguh, cita-cita besar Islam tidak mungkin bisa dicapai kecuali dengan perjuangan secara berjamaah sebagaimana dicontohkan oleh teladan kita yang sempurna Rasulullah saw dan para sahabatnya.
Dalam rangka membangun kekuatan jamaah yang efektif, kepedulian sosial harus dibangun di antara umat Islam. dalam konteks ini, dakwah menjadi suplemen terbaik agar umat senantiasa sehat dan terus bertumbuh ke arah kebaikan. Dakwah menjadi sangat penting dalam rangka menegakkan amar ma’ruf nahi munkar di kalangan umat manusia. Fethullah Gulen, seorang ulama besar kontemporer dalam bukunya Dakwah menjelaskan bahwa menegakkan amar ma’ruf nahi munkar adalah tujuan utama dan paling mulia dari diciptakannya umat manusia. Berdakwah adalah wujud kasih sayang kita pada sesama karena dengan dakwah, sesungguhnya kita menginginkan agar saudara kita selamat dalam melewati dinamika kehidupan dan terhindar dari malapetaka baik di dunia maupun di akherat. Maka, dakwah adalah bagian yang sangat penting dari karakteristik generasi khaira ummah. Generasi khaira ummah tidak mungkin meninggalkan dakwah dalam hidupnya karena dakwah sudah menjadi keterpanggilan dan amanah suci bagi mereka. Dakwah adalah warisan Rasulullah saw yang harus diteruskan oleh setiap generasi Islam. masing-masing kita adalah penyambung dakwah Rasulullah saw hingga hari kiamat.   
Demikianlah beberapa karakteristik generasi khaira ummah yang harus ada pada masing-masing individu muslim. Semoga Allah senantiasa membimbing hati, pikiran, ucapan, dan langkah kita sehingga kita menjadi umat terbaik yang dibanggakan Allah dan Rasul-Nya. Ikhtiar menjadi umat terbaik harus kita upayakan dalam setiap denyut nadi, aliran darah dan desah nafas kita karena umat terbaik adalah penyeimbang gerak semesta dan penebar rahmat bagi seluruh alam. Bismillah, mari membangun generasi khaira ummah. Mari bekerjasama dalam meraih ridho Allah J
Wallahualam bissawab   
*Disampaikan dalam acara Pelatihan Tutor PAI dan Motivator BUDAI yang diselenggarakan LKPI Unissula (Semarang, 15-19 Juli 2013). Keseluruhan konten tulisan ini diinspirasi oleh Guruku, Ahmad Mujib El-Shirazy, MA. May Allah bless him. Amin..

3 komentar:

  1. Seperti apakah cara merealisasikan pembentukan khoiru ummah era ini? Apa langkah-langkah kongkritnya? dan apakah cara terbaik dan terefektif dalam mencapai khoiru ummah? Jika jawabannya adalah jalan dakwah, bagaimanakah dakwah yang dimaksud? Karena dakwah dalam era ini juga sudah banyak bentuknya, namun dalam konteks Indonesia, dakwah belum membentuk generasi khoiru ummah, bahkan yang tejadi adalah perpecahan pemahaman umat. Jadi adakah formula yang ditawarkan sebagai jalan dakwah yang terbaik di Indonesia?

    BalasHapus
    Balasan
    1. I think that long life education is the best way to overcome the challenges of life.
      Tentu butuh waktu yg tidak singkat untuk transformasi masyarakat menjadi khaira ummah. Tapi pendidikan adalah satu2nya solusi. Thanks..

      Hapus
    2. I do agree with you. Seperti halnya Rasulullah yang mendirikan majlis ilmu di beranda masjid, yang disebut ashabushufah, tempat didirikannya sekolah Islam pertama oleh Rosul, sebagai embrio tradisi intelektual dalam Islam. Dan kemudian dilanjutkan oleh generasi setelahnya, hinggga kini. Maka berdirilah Al Azhar University dengan kokoh karena wakafnya yang luas, Cordoba University, Madinah University, dsb.
      Sedangkan di Indonesia, berdirilah universitas-universitas, sekolah-sekolah, yang berlabel Islam, namun dalam kondisi yang kurang enak didengar, terseok-seok dalam derap pembangunan, karena berhadap-hadapan langsung dengan lembaga pendidikan warisan kolonial. Akhirnya, lembaga pendidikan Islam banting setir dengan memuat kurikulum warisan kolonial, seperti yang diakui oleh Muhammad Nuh, menteri pendidikan saat ini. Menurutnya, bahwa kualitas pendidikan agama di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi Islam, masih kalah mutu dengan pendidikan keagamaan di madrasah-madrasah.
      IIUM yang dulu akan didirikan di Indonesia, ditolak oleh negara, dan malah berdiri maju di negeri tetangga. Namun masih ada harapan, ketika beberapa hari yang lalu menristek berkunjung ke Gontor, dan mendorong Gontor untuk mendirikan Universitas Sains Islam, seperti USIM di Malaysia.
      Semoga, di Indonesia akan lahir dan bertambah banyak lagi lembaga pendidikan Islam yang melanjutkan niat Rosulullah dulu kala di beranda masjid nabawi. Perjuangan belum berakhir, sebuah buku yang ditulis oleh Prof. Laode dan Kang Mujib, secara praktis telah memberikan panduan bagi mereka yang mendambakan puncak kesuksesan dan kejayaan Islam. 17 aturan emas yang dapat dijadikan pedoman bagi siapa saja yang mengharapkan kejayaan Islam, Khoiru Ummah.

      Wallahu a'lam bishowab

      * Thanks for reply.

      Hapus