KHAIRA UMMAH :
GENERASI MUSLIM UNGGUL, KAYA PRESTASI DAN BERDAYA SAING
TINGGI
Oleh : Marlis Herni Afridah
Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
-QS.
Al Imran : 110-
Umat terbaik atau khaira ummah sebagaimana difirmakan
Allah dalam QS. Al Imran :110 sesungguhnya bisa mewujud di segala zaman tanpa
ada sekat-sekat ruang dan waktu. Khaira
ummah berkaitan erat dengan karakter dan sebaik-baik karakter adalah
karakter generasi para sahabat Rasulullah saw karena mereka belajar dan menimba
ilmu langsung dari utusan Allah yang mulia, Muhammad Rasulullah saw.
Maka, khaira ummah dalam konteks kekinian
adalah mereka yang mau berpegang teguh pada al-Qur’an dan sunnah Rasulullah saw.
Umat terbaik adalah mereka yang mau meneladani karakteristik generasi terbaik
yaitu generasi pada sahabat dalam setiap gerak kehidupan. Dalam The Best Life, Prof. Laode M. Kamaluddin
& Ahmad Mujib El-Shirazy meramu 5 rumus dahsyat yang akan mampu melejitkan
potensi generasi Islam agar menjadi generasi khaira ummah. Rumus-rumus itu antara lain 1) Agar menjadi umat
terbaik maka kita harus meneladani generasi umat terbaik pula, 2) Membangun
umat terbaik harus bermodal iman dan taqwa kepada Allah tanpa tawar, 3)
Mengutamakan ilmu sebelum amal, 4) Menjadi umat terbaik dengan amal dan karya,
dan 5) Membangun umat terbaik dengan berjamaah.
Umat terbaik adalah
generasi yang mampu menaklukkan dirinya sendiri dan sanggup menyelesaikan
urusan kehidupan dalam rangka menunjang kehidupan akherat. Umat terbaik adalah
mereka yang tidak menjadi beban bagi orang lain, mandiri dan berdikari.
Meminjam istilah motivator finansial kelas dunia Robert Kiyosaki, umat terbaik
adalah mereka yang independen secara ekonomi atau bebas finansial. Ekonomi memang merupakan salah satu pilar utama
penyangga eksistensi peradaban. Dunia telah melihat jatuh bangun peradaban
disebabkan resesi ekonomi. Sejarah juga telah membuktikan bahwa keunggulan di
bidang ekonomi membawa banyak sekali manfaat bagi kebangkitan suatu peradaban.
Contoh menarik dapat kita saksikan dalam peristiwa besar pembebasan
Konstantinopel, ibu kota Byzantium oleh Turki Utsmani yang dipimpin Sultan
Muhammad Al-Fatih.
Dalam Muhammad Al-Fatih 1453, Felix Y. Siauw
menceritakan bahwa salah satu kunci utama kesuksesan pembebasan Konstantinopel
adalah ekonomi Turki Utsmani yang kuat. Diceritakan bahwa suatu hari pada musim
panas 1452, seorang ahli senjata berkebangsaan Hungaria datang di hadapan
Sultan Fatih untuk menawarkan keahliannya membuat meriam. Sebelumnya, Orban
sang pembuat senjata telah menawarkan rancangan senjatanya kepada Kaisar
Constantine Palaiologos sang kaisar Byzantium. Namun keadaan Byzantium yang
sedang mengalami resesi ekonomi parah tidak memungkinkan untuk berinvestasi
dalam persenjataan militer, apalagi mereka merasa aman berlindung dibalik
temboknya yang terkenal tak tertaklukkan selama ribuan tahun. Untuk mencegah
teknologi Orban dikuasai umat Islam Turki Utsmani, Kaisar Byzantium menahannya
dalam kota dan berjanji untuk memenuhi kebutuhannya sebagai kompensasi. Namun
kenyataan berkata lain, kompensasi yang dijanjikan tak kunjung didapat. Sebagai
seniman senjata tak ada yang lebih membahagiakan hatinya selain menjadikan impian dan rancangan
senjatanya menjadi kenyataan. Sejarah selanjutnya mencatat bahwa kedua kaki
Orban berdiri di hadapan Sultan Fatih untuk mencoba peruntungannya.
Dengan ekonomi
Turki Utsmani yang kuat, Sultan kemudian memerintahkan pegawainya untuk
memperlakukan Orban dengan sangat baik dan membayarnya 4x lipat dari harga yang
diminta Orban. Lahirlah kemudian meriam yang mampu memporak porandakan tembok
Konstantinopel dan membawa kemenangan bagi umat Islam di seluruh dunia dengan pembebasan
Konstantinopel yang dilakukan oleh Turki Utsmani. Demikianlah kekuatan ekonomi
menjadi salah satu ciri penting dari kehidupan generasi khaira ummah.
Bukti bahwa ekonomi
menempati peranan penting dalam Islam dapat kita lihat dari 5 rukun Islam.
Rukun Islam adalah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad
Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadhan.
Puncak dari keempat rukun tersebut adalah rukun Islam kelima yaitu ibadah haji
ke Baitullah bagi yang mampu. Ibadah
haji adalah ibadah yang bukan hanya mensyaratkan kondisi spiritual yang baik
tapi juga mensyaratkan fisik dan ekonomi yang baik. Hal ini membuktikan bahwa
ekonomi adalah bagian penting dari proses penyempurnaan diri dalam berislam.
Generasi khaira ummah tidak boleh
menafikan upaya pembangunan ekonomi dalam kehidupan.
Dalam al-Qur’an Allah
menyebut umat Muhammad saw sebagai umat terbaik. Ini merupakan perjanjian maha
berat bagi orang-orang yang berpikir. Bahwa dengan itu kita diharapkan mampu menjalankan tugas
kekhalifahan di muka bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana yang dikehendaki
Allah. Jika kita ingkar dan tidak fokus membangun diri untuk menjadi umat
terbaik sebagaimana Allah telah menyematkan julukan itu bagi umat Muhammad saw,
artinya kita telah mendurhakai Allah. Padahal Allah telah mengutamakan manusia
di atas segala makhluk dan mengutamakan umat
Rasulullah saw di atas segala umat. Allah mengamanahkan bumi ini kepada
manusia, bukan kepada binatang, tumbuhan, malaikat ataupun setan. Diceritakan
bahwa jika amanah kekhalifahan ini diberikan kepada gunung, niscaya ia hancur
berkeping-keping dalam sekejap disebabkan rasa takutnya kepada Allah. Dengan
alasan ini, sudah semestinya kita membangun diri menjadi generasi khaira ummah, menciptakan kemakmuran di
muka bumi, menebar kasih untuk semesta sehingga kita tidak menyalahi harapan
dan tujuan Allah dalam penciptaan.
Umat terbaik
memiliki karakteristik yang unggul. Salah satu hal terbaik yang diberikan Allah
kepada kita adalah potensi. Maka, jika kita ingin menjadi umat terbaik, kita
harus memaksimalkan potensi yang ada dalam diri kita demi mencetak prestasi
yang bisa dibanggakan oleh Allah dan Rasul-Nya. Kita harus memaksimalkan energi
sebagai jalan naik dalam hidup kita dengan niat semata-mata menolong agama
Allah dalam rangka meraih ridho dan rahmat-Nya. Sebagaimana pesawat dapat
tinggal landas dan terbang tinggi di angkasa dengan mengerahkan segenap energi
yang ada, kita juga harus mengerahkan segala energi demi meningkatkan kualitas
diri dalam setiap jengkal proses kehidupan.
Al-Farabi, seorang
filosof muslim terkemuka menjelaskan teorinya tentang konsep manusia. Bahwa
manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin hidup sendiri. Manusia selalu
membutuhkan orang lain untuk berinteraksi dan bekerjasama dalam relasi yang
sejajar agar dapat menyelesaikan urusan-urusan kehidupan demi meraih
kesempurnaan hidup di dunia dan akherat. Oleh karena itu, dalam rangka menggapai
cita-cita menjadi generasi khaira ummah,
kita harus bekerjasama secara berjamaah. Umat adalah kumpulan dari
individu-individu yang terikat satu sama lain oleh adanya visi dan tujuan yang
sama. Maka dari itu, masing-masing individu dalam umat ini harus bekerjasama secara
berjamaah dengan memaksimalkan potensi masing-masing pihak. Sungguh, cita-cita
besar Islam tidak mungkin bisa dicapai kecuali dengan perjuangan secara
berjamaah sebagaimana dicontohkan oleh teladan kita yang sempurna Rasulullah
saw dan para sahabatnya.
Dalam rangka
membangun kekuatan jamaah yang efektif, kepedulian sosial harus dibangun di
antara umat Islam. dalam konteks ini, dakwah menjadi suplemen terbaik agar umat
senantiasa sehat dan terus bertumbuh ke arah kebaikan. Dakwah menjadi sangat
penting dalam rangka menegakkan amar
ma’ruf nahi munkar di kalangan umat manusia. Fethullah Gulen, seorang ulama
besar kontemporer dalam bukunya Dakwah
menjelaskan bahwa menegakkan amar ma’ruf
nahi munkar adalah tujuan utama dan paling mulia dari diciptakannya umat
manusia. Berdakwah adalah wujud kasih sayang kita pada sesama karena dengan
dakwah, sesungguhnya kita menginginkan agar saudara kita selamat dalam melewati
dinamika kehidupan dan terhindar dari malapetaka baik di dunia maupun di akherat.
Maka, dakwah adalah bagian yang sangat penting dari karakteristik generasi khaira ummah. Generasi khaira ummah tidak mungkin meninggalkan
dakwah dalam hidupnya karena dakwah sudah menjadi keterpanggilan dan amanah
suci bagi mereka. Dakwah adalah warisan Rasulullah saw yang harus diteruskan
oleh setiap generasi Islam. masing-masing kita adalah penyambung dakwah
Rasulullah saw hingga hari kiamat.
Demikianlah
beberapa karakteristik generasi khaira
ummah yang harus ada pada masing-masing individu muslim. Semoga Allah senantiasa
membimbing hati, pikiran, ucapan, dan langkah kita sehingga kita menjadi umat
terbaik yang dibanggakan Allah dan Rasul-Nya. Ikhtiar menjadi umat terbaik
harus kita upayakan dalam setiap denyut nadi, aliran darah dan desah nafas kita
karena umat terbaik adalah penyeimbang gerak semesta dan penebar rahmat bagi
seluruh alam. Bismillah, mari membangun generasi khaira ummah. Mari bekerjasama dalam meraih ridho Allah J
Wallahualam bissawab
*Disampaikan dalam acara Pelatihan Tutor PAI dan Motivator BUDAI yang diselenggarakan LKPI Unissula (Semarang, 15-19 Juli 2013). Keseluruhan konten tulisan ini diinspirasi oleh Guruku, Ahmad Mujib El-Shirazy, MA. May Allah bless him. Amin..
Seperti apakah cara merealisasikan pembentukan khoiru ummah era ini? Apa langkah-langkah kongkritnya? dan apakah cara terbaik dan terefektif dalam mencapai khoiru ummah? Jika jawabannya adalah jalan dakwah, bagaimanakah dakwah yang dimaksud? Karena dakwah dalam era ini juga sudah banyak bentuknya, namun dalam konteks Indonesia, dakwah belum membentuk generasi khoiru ummah, bahkan yang tejadi adalah perpecahan pemahaman umat. Jadi adakah formula yang ditawarkan sebagai jalan dakwah yang terbaik di Indonesia?
BalasHapusI think that long life education is the best way to overcome the challenges of life.
HapusTentu butuh waktu yg tidak singkat untuk transformasi masyarakat menjadi khaira ummah. Tapi pendidikan adalah satu2nya solusi. Thanks..
I do agree with you. Seperti halnya Rasulullah yang mendirikan majlis ilmu di beranda masjid, yang disebut ashabushufah, tempat didirikannya sekolah Islam pertama oleh Rosul, sebagai embrio tradisi intelektual dalam Islam. Dan kemudian dilanjutkan oleh generasi setelahnya, hinggga kini. Maka berdirilah Al Azhar University dengan kokoh karena wakafnya yang luas, Cordoba University, Madinah University, dsb.
HapusSedangkan di Indonesia, berdirilah universitas-universitas, sekolah-sekolah, yang berlabel Islam, namun dalam kondisi yang kurang enak didengar, terseok-seok dalam derap pembangunan, karena berhadap-hadapan langsung dengan lembaga pendidikan warisan kolonial. Akhirnya, lembaga pendidikan Islam banting setir dengan memuat kurikulum warisan kolonial, seperti yang diakui oleh Muhammad Nuh, menteri pendidikan saat ini. Menurutnya, bahwa kualitas pendidikan agama di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi Islam, masih kalah mutu dengan pendidikan keagamaan di madrasah-madrasah.
IIUM yang dulu akan didirikan di Indonesia, ditolak oleh negara, dan malah berdiri maju di negeri tetangga. Namun masih ada harapan, ketika beberapa hari yang lalu menristek berkunjung ke Gontor, dan mendorong Gontor untuk mendirikan Universitas Sains Islam, seperti USIM di Malaysia.
Semoga, di Indonesia akan lahir dan bertambah banyak lagi lembaga pendidikan Islam yang melanjutkan niat Rosulullah dulu kala di beranda masjid nabawi. Perjuangan belum berakhir, sebuah buku yang ditulis oleh Prof. Laode dan Kang Mujib, secara praktis telah memberikan panduan bagi mereka yang mendambakan puncak kesuksesan dan kejayaan Islam. 17 aturan emas yang dapat dijadikan pedoman bagi siapa saja yang mengharapkan kejayaan Islam, Khoiru Ummah.
Wallahu a'lam bishowab
* Thanks for reply.