Rabu, 07 November 2012

11th AUPF Korea

11th ASIAN UNIVERSITY PRESIDENTS FORUM (AUPF)
Dongseo University, Busan, Korea Selatan

Asian University Presidents Forum (AUPF) ke-11 telah digelar pada tanggal 28-31 Oktober 2012 di Dongseo University, Busan, Korea Selatan. Forum ini dihadiri oleh 141 presiden (atau yang mewakili) universitas-universitas dari 68 perguruan tinggi di 17 negara Asia. Tema AUPF ke-11 yang digelar di Busan, Korea Selatan adalah “The Era of Asia : Creating a Cooperative Networks of Asian Universities.” Hal ini ditujukan untuk menyoroti pentingnya kerjasama melihat tuntutan dari kecenderungan global dewasa ini. Ke depan, Asia dituntut untuk dapat mendidik para calon pemimpin regional dan global. Maka dari itu, para presiden universitas di Asia merasakan keterpanggilan dan tanggung jawab untuk mempersiapkan para mahasiswa agar mampu menghadapi perubahan dunia. 
AUPF ke-11 di Dongseo University dibuka pada tanggal 29 Oktober 2012 dengan keynote speech berjudul New Directions in Regional Cooperation in Higher Education yang disampaikan oleh Prof. DR. Charles E. Morrison, Presiden East- West Center, USA. Dalam pidatonya yang berdurasi 45 menit, beliau memaparkan beberapa petunjuk dalam kerjasama antar pendidikan tinggi, khususnya di Asia. 

Pada forum AUPF kali ini, Rektor Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, Prof. DR. Laode M. Kamaluddin, M.Sc. M. Eng hadir dan menyampaikan proposalnya, yaitu Asian Cyber Network University (ACNU) melalui presentasi makalah berjudul From Leading Economic Growht to Educational Revolution yang beliau sampaikan di hadapan para presiden universitas di Asia. Beliau meyakini bahwa kerjasama antar universitas-universitas di Asia sangat penting untuk direalisasikan demi menciptakan pendidikan yang berkualitas dan memimpin di Asia.
Dalam presentasinya di hadapan para presiden universitas di Asia, Prof Laode menjelaskan bahwa dewasa ini, Asia sedang memimpin dunia dalam hal pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi ini kemudian harus ditunjang dengan pendidikan yang berkualitas sehingga dengan demikian, kesinambungan pertumbuhan ekonomi di Asia dapat dijaga. Karena pendidikan adalah instrumen dasar yang membangun sumber daya manusia. Prof Laode selalu berkata “Pendidikan bukanlah semata-mata pilihan tapi pendidikan adalah mandat bagi kehidupan.” Untuk itulah, dalam rangka mencetak generasi-genasi masa depan yang unggul, Asia harus menciptakan model pendidikan yang berkualitas, yang mandiri dengan standarnya sendiri sesuai keanekaragaman budaya-budaya di Asia, bukan lagi mengekor pada model pendidikan di Barat. Karena generasi hari ini sangat berbeda dari generasi-generasi sebelumnya baik dalam karakter, budaya dan gaya hidup. Generasi hari ini adalah generasi berbasis cyber atau dikenal dengan cyber generation. Maka dari itu, revolusi pendidikan berbasis cyber sangat diperlukan. Model pendidikan lama sudah tidak lagi relevan dengan kebutuhan zaman yang ada pada saat ini.
Menutur Prof. Laode, revolusi pendidikan adalah cara terbaik untuk menunjang kebangkitan dan pertumbuhan ekonomi di Asia. Generasi yang dilahirkan oleh model pendidikan ini akan membawa Asia pada kemajuan dan kesejahteraan. Beliau menawarkan lima langkah yang harus ditempuh oleh universitas-universitas di Asia dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Di antaranya adalah 1)memperkuat jaringan dan kerjasama antar universitas di Asia, 2)memperbaiki kurikulum pendidikan dan berbagi program yang ada, 3)meningkatkan kualitas dosen atau tenaga pendidik, 4)meningkatkan frekuensi anggota pertukaran mahasiswa, dan 5)mempromosikan join riset dan kerjasama dengan  industri.
Berdasarkan prinsip ini, universitas-universitas di Asia harus bekerjasama untuk menciptakan format pendidikan yang sesuai untuk Asia. Karena bagi Prof. Laode, kebangkitan atau kejatuhan peradaban tidak disebakan oleh penaklukan baik di Barat maupun di Timur. Kebangkitan atau keruntuhan peradaban disebabkan oleh oleh ada atau tidaknya bibit-bibit unggul yang ada di dalamnya yang dibina melalui pendidikan. Maka dari itu, pendidikan adalah hal pertama dan utama yang harus dibangun untuk melahirkan generasi-generasi terbaik di masa depan.
Dalam AUPF ke-11 ini, masing-masing presiden dari universitas di seluruh Asia juga menyampaikan proposalnya masing-masing dalam diskusi paralel yang dibagi menjadi 5 sesi dalam dua hari. Diskusi paralel sesi pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2012 dengan sub-tema Benchmark of Internationalization dan Preparing Students for a Global Workforce. Diskusi paralel kedua dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2012 dengan tema Asian Education Market : Trend and Vision, Practical and Realizable Cooperation Programs dan Preparing Students for a Global Workforce.
Pada hari terakhir, tepatnya tanggal 31 Oktober 2012 dilaksanakan penanda tanganan kesepakatan kerjasama antar universitas yang berpartisipasi dalam AUPF ke-11. Pada kesempatan ini, UNISSULA menanda-tangani MoU dengan 3 universitas. Tiga universitas tersebut adalah Bicol University, Philiphina, Dongseo University, Korea, dan Srinakharinwirot University, Thailand. Kerjasama meliputi pertukaran mahasiswa, dosen, professor, dan join riset antar dua universitas.  
Selanjutnya, diumumkan Busan Statement yang berisikan pernyataan dan komitmen para partisipan AUPF ke-11, bahwa di era Asia, perlu dibangun kerjasama antar universitas-universitas demi mewujudkan pendidikan tinggi yang berkualitas di Asia. Para presiden universitas berkomitmen untuk berbagi ide dan tanggung jawab dalam rangka mempersiapkan lulusan universitas yang mampu bersaing di era global. Para presiden universitas di Asia berkomitmen untuk menciptakan program yang bisa membangun kreativitas dan kompetensi sehingga mampu mencetak para pemimpin masa depan yang kuat baik di ranah regional maupun internasional. Dalam Busan Statement, para presiden universitas di Asia mengakui bahwa komitmen ini harus ditunjang dengan implementasi nyata oleh komunitas akademik di seluruh Asia.
AUPF ke-11 di Dongseo University menghasilkan satu program yang sangat menarik untuk mencapai visi yang telah ditetapakan, yaitu Asia Summer Program (ASP) yang diajukan oleh Prof. DR. Jekuk Chang, Presiden Dongseo University. Program ini akan mengundang para mahasiswa dari seluruh dunia yang tertarik untuk mempelajari Asia, untuk secara intensif dilatih selama 3 minggu di Dongseo University, Busan, Korea, sehingga kemampuan inteketual dan keterampilan mereka praktis bertambah luas dari sebelumnya. Program ini adalah bagian dari upaya AUPF untuk mendidik Asia. Karena era baru Asia telah lahir. Asia bukan lagi pengekor dalam percaturan kekuatan global. Asia sekarang adalah pemain yang tahu kemana akan melangkah dan bisa menentukan nasibnya sendiri.  

                                                                                                                        Marlis Herni Afridah
                                                                                                        Email : marlisherniafridah@gmail.com
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar