11th ASIAN UNIVERSITY PRESIDENTS FORUM (AUPF)
Dongseo University, Busan, Korea Selatan
Asian University Presidents Forum (AUPF) ke-11 telah digelar pada tanggal
28-31 Oktober 2012 di Dongseo University, Busan, Korea Selatan. Forum ini
dihadiri oleh 141 presiden (atau yang mewakili) universitas-universitas dari 68
perguruan tinggi di 17 negara Asia. Tema AUPF ke-11 yang digelar di Busan,
Korea Selatan adalah “The Era of Asia :
Creating a Cooperative Networks of Asian Universities.” Hal ini ditujukan
untuk menyoroti pentingnya kerjasama melihat tuntutan dari kecenderungan
global dewasa ini. Ke depan, Asia dituntut untuk dapat mendidik para calon
pemimpin regional dan global. Maka dari itu, para presiden universitas di Asia
merasakan keterpanggilan dan tanggung jawab untuk mempersiapkan para mahasiswa
agar mampu menghadapi perubahan dunia.
AUPF ke-11 di Dongseo University dibuka pada tanggal 29 Oktober 2012 dengan
keynote speech berjudul New Directions in Regional Cooperation in
Higher Education yang disampaikan oleh Prof. DR. Charles E. Morrison,
Presiden East- West Center, USA. Dalam pidatonya yang berdurasi 45 menit,
beliau memaparkan beberapa petunjuk dalam kerjasama antar pendidikan tinggi,
khususnya di Asia.
Pada forum AUPF kali ini, Rektor Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA)
Semarang, Prof. DR. Laode M. Kamaluddin,
M.Sc. M. Eng hadir dan menyampaikan proposalnya, yaitu Asian Cyber Network
University (ACNU) melalui presentasi makalah berjudul From Leading Economic Growht to Educational Revolution yang beliau
sampaikan di hadapan para presiden universitas di Asia. Beliau meyakini bahwa
kerjasama antar universitas-universitas di Asia sangat penting untuk
direalisasikan demi menciptakan pendidikan yang berkualitas dan memimpin di
Asia.
Dalam presentasinya di hadapan para presiden universitas di Asia, Prof
Laode menjelaskan bahwa dewasa ini, Asia sedang memimpin dunia dalam hal
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi ini kemudian harus ditunjang dengan
pendidikan yang berkualitas sehingga dengan demikian, kesinambungan pertumbuhan
ekonomi di Asia dapat dijaga. Karena pendidikan adalah instrumen dasar yang
membangun sumber daya manusia. Prof Laode selalu berkata “Pendidikan bukanlah
semata-mata pilihan tapi pendidikan adalah mandat bagi kehidupan.” Untuk
itulah, dalam rangka mencetak generasi-genasi masa depan yang unggul, Asia
harus menciptakan model pendidikan yang berkualitas, yang mandiri dengan
standarnya sendiri sesuai keanekaragaman budaya-budaya di Asia, bukan lagi
mengekor pada model pendidikan di Barat. Karena generasi hari ini sangat
berbeda dari generasi-generasi sebelumnya baik dalam karakter, budaya dan gaya
hidup. Generasi hari ini adalah generasi berbasis cyber atau dikenal dengan cyber generation. Maka dari itu,
revolusi pendidikan berbasis cyber sangat
diperlukan. Model pendidikan lama sudah tidak lagi relevan dengan kebutuhan
zaman yang ada pada saat ini.
Menutur Prof. Laode, revolusi pendidikan adalah cara terbaik untuk
menunjang kebangkitan dan pertumbuhan ekonomi di Asia. Generasi yang dilahirkan
oleh model pendidikan ini akan membawa Asia pada kemajuan dan kesejahteraan. Beliau
menawarkan lima langkah yang harus ditempuh oleh universitas-universitas di
Asia dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Di antaranya adalah 1)memperkuat
jaringan dan kerjasama antar universitas di Asia, 2)memperbaiki kurikulum
pendidikan dan berbagi program yang ada, 3)meningkatkan kualitas dosen atau
tenaga pendidik, 4)meningkatkan frekuensi anggota pertukaran mahasiswa, dan 5)mempromosikan
join riset dan kerjasama dengan
industri.
Berdasarkan prinsip ini, universitas-universitas di Asia harus bekerjasama
untuk menciptakan format pendidikan yang sesuai untuk Asia. Karena bagi Prof.
Laode, kebangkitan atau kejatuhan peradaban tidak disebakan oleh penaklukan
baik di Barat maupun di Timur. Kebangkitan atau keruntuhan peradaban disebabkan
oleh oleh ada atau tidaknya bibit-bibit unggul yang ada di dalamnya yang
dibina melalui pendidikan. Maka dari itu, pendidikan adalah hal pertama dan utama yang harus dibangun untuk melahirkan generasi-generasi terbaik di masa
depan.
Dalam AUPF ke-11 ini, masing-masing presiden dari universitas di seluruh Asia juga menyampaikan proposalnya masing-masing dalam diskusi
paralel yang dibagi menjadi 5 sesi dalam dua hari. Diskusi paralel sesi pertama
dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2012 dengan sub-tema Benchmark of Internationalization dan Preparing Students for a Global Workforce. Diskusi paralel kedua
dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2012 dengan tema Asian Education Market : Trend and Vision, Practical and Realizable Cooperation Programs dan Preparing Students for a Global Workforce.
Pada hari terakhir, tepatnya tanggal 31 Oktober 2012 dilaksanakan penanda
tanganan kesepakatan kerjasama antar universitas yang berpartisipasi dalam AUPF
ke-11. Pada kesempatan ini, UNISSULA menanda-tangani MoU dengan 3 universitas.
Tiga universitas tersebut adalah Bicol University, Philiphina, Dongseo
University, Korea, dan Srinakharinwirot University, Thailand. Kerjasama
meliputi pertukaran mahasiswa, dosen, professor, dan join riset antar dua
universitas.
Selanjutnya, diumumkan Busan Statement yang berisikan pernyataan dan
komitmen para partisipan AUPF ke-11, bahwa di era Asia, perlu dibangun
kerjasama antar universitas-universitas demi mewujudkan pendidikan tinggi yang
berkualitas di Asia. Para presiden universitas berkomitmen untuk berbagi ide dan
tanggung jawab dalam rangka mempersiapkan lulusan universitas yang mampu
bersaing di era global. Para presiden universitas di Asia berkomitmen untuk
menciptakan program yang bisa membangun kreativitas dan kompetensi sehingga
mampu mencetak para pemimpin masa depan yang kuat baik di ranah regional maupun
internasional. Dalam Busan Statement, para presiden universitas di Asia
mengakui bahwa komitmen ini harus ditunjang dengan implementasi nyata oleh
komunitas akademik di seluruh Asia.
AUPF ke-11 di Dongseo University menghasilkan satu program yang sangat
menarik untuk mencapai visi yang telah ditetapakan, yaitu Asia Summer Program
(ASP) yang diajukan oleh Prof. DR. Jekuk Chang, Presiden Dongseo University. Program
ini akan mengundang para mahasiswa dari seluruh dunia yang tertarik untuk
mempelajari Asia, untuk secara intensif dilatih selama 3 minggu di Dongseo
University, Busan, Korea, sehingga kemampuan inteketual dan keterampilan mereka
praktis bertambah luas dari sebelumnya. Program ini adalah bagian dari upaya
AUPF untuk mendidik Asia. Karena era baru Asia telah lahir. Asia bukan lagi
pengekor dalam percaturan kekuatan global. Asia sekarang adalah pemain yang
tahu kemana akan melangkah dan bisa menentukan nasibnya sendiri.
Marlis
Herni Afridah
Email : marlisherniafridah@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar