MENGENAL LEBIH
DEKAT MUTIARA PERADABAN ISLAM
DI BUMI
HISPANIA
Oleh : Marlis Herni Afridah
Buah Refleksi
:
ANDALUSIA
MUTIARA PERADABAN ISLAM DI KERAJAAN SPANYOL
Penulis :
Prof.H. Laode M.Kamaluddin,Ph.D & Awaludin Marwan,MA
Rasanya tidak berlebihan jika menyebut buah karya Prof.
Laode M.Kamaluddin dan Awaluddin Marwan,MA ini sebagai magnum opus tentang sejarah peradaban Islam di Andalusia. Mengingat
masih jarang sekali sejarah peradaban Islam di Andalusia diterangkan secara
utuh dalam literasi berbahasa Indonesia. Sejarah peradaban Islam di Andalusia
biasanya hanya diterangkan sedikit, sebagai satu bagian dari sub-bab dalam
buku-buku sejarah peradaban Islam pada umumnya. padahal Sejarah peradaban Islam
di Andalusia adalah rekam jejak yang sangat penting tentang masa keemasan
peradaban Islam terutama di Eropa Barat, yang pada kemudian hari menjadi stimulus bagi lahirnya renaissance di Eropa yang saat itu berada
dalam masa kegelapan, diliputi kebodohan, takhayul, dan khurafat.
Menilik Sejarah Peradaban Islam di Andalusia mengingatkan
kita pada sosok ilmuwan-ilmuwan agung semisal Ibnu Rusyd, Ibnu Tufail, Ibnu
Bajah, Al-Zahrawi, Ibnu Al-Baitar, Ziryab, dll yang buah pemikiran dan karyanya
masih terus hidup hingga hari ini, mencerahkan setiap mereka yang haus akan
ilmu pengetahuan. Kejayaan Islam di
Andalusia mengingatkan kita pada bentuk
ideal sebuah peradaban, dimana para penguasa, intelektual, pengusaha, dan
masyarakat seluruhnya bahu membahu membangun tradisi keilmuan, menerjemah
teks-teks Plato dan Aristoteles, mengkritisi, dan memodifikasi sesuai dengan
nilai-nilai Islam.
Islam di Andalusia mengingatkan kita pada
bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur kelas wahid, dengan taman-taman indah
penuh warna warni bunga, dimana muda-mudi saling berkumpul, membentuk lingkaran
dan mendiskusikan berbagai macam disiplin keilmuan mulai dari Aqidah, Fiqh, Hadist,
Filsafat, Bahasa, Sastra, Seni, hingga Kedokteran, Astronomi, Kimia, Fisika,
Psikologi, Agrikultur, bahkan teknologi. Islam di Andalusia adalah pesona. Mutiara
indah di tengah padang kegelapan dan kejahiliahan umat manusia.
Penulisan dan penerbitan buku Andalusia-Mutiara Peradaban Islam di Kerajaan Spanyol adalah kabar
gembira dalam upaya menggairahkan geliat tradisi intelektual untuk membangun
kembali kejayaan peradaban Islam di masa depan. Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah menyatakan bahwa ilmu
pengetahuan adalah asas peradaban. Maka dari itu, untuk membangun kejayaan peradaban
Islam, upaya penerjemahan, penulisan dan penerbitan buku menjadi ujung tonggak
yang mutlak diperlukan.
Andalusia-Mutiara
Peradaban Islam di Kerajaan Spanyol secara
komprehensif melacak sejarah politik di tubuh Andalusia, dalam bab ini, sang
penakluk Thariq Bin Ziyad menjadi bintang. Sosok yang telah diceritakan secara
berulang-ulang dalam buku-buku tarikh di
Madrasah Ibtidaiyah menunjukkan
akhlak dan watak kepemimpinan yang gemilang saat membuka kawasan Iberia
tersebut. Pada bab selanjutnya, buku ini secara konprehensif menjabarkan
formasi politik pemerintahan Islam dalam tiga bentuk. Pertama, Andalusia
sebagai satu bagian propinsi dalam kekuasaan Bani Umayah yang berpusat di
Damaskus. Dimana pengelolaannya dikepalai oleh seorang gubernur. Kedua, masa
keamiran dan terakhir masa kekhalifahan. Fragmentasi politik dijabarkan dalam
bab ke-tiga dimana Andalusia dalam perjalanannya secara bergilir dikuasai oleh
dinasti-dinasti seperti Abbadid, Aftasid, Al-Murabitun, Al-Muwahidun dan Nasrid
sebagai dinasti terakhir sebelum Islam benar-benar tersapu dari daratan
Hispania oleh serangan Ferdinand dari aragon dan Isabela dari Castille.
Tradisi keilmuan menjadi pemandangan inti dari masa
kejayaan Islam di Andalusia. Diskursus sains diterangkan dalam formasi Astronomi,
Agrikultur, Kedokteran, Fisika, Kimia, Psikologi dan Sejarah. Sangat mempesona
bahwa arsitektur Cordoba –ibukota Andalusia- adalah pertemuan simbol
intelektual, spiritual dan budaya. Perpustakaan-perpustakaan menjadi nadi
kehidupan masyarakat yang menunjukkan betapa tinggi tingkat peradaban
masyarakat Islam Andalusia. Kesenian berkembang pesat. Siapa mengira bahwa
gitar yang kita kenal dewasa ini adalah hasil kreatifitas seorang Ziryab,
seniman adiluhung pada masa kejayaan Islam di Andalusia.
Gelas kaca, yang kemudian menginspirasi penemuan lensa
dan teleskop ditemukan oleh Ibnu Firnas. Jika bukan karena jasanya, ilmu
astronomi mungkin tidak berkembang sepesat pada hari ini. Spanyol hari ini
dikenal dengan potensi perkebunannya yang luar biasa. Siapa kira ternyata
pencapaian Spanyol di bidang agrikultur hari ini adalah berkat jasa para Moorish, orang-orang Islam yang datang
ke Andalusia. Sebelum datangnya Islam, Eropa tidak mengenal teknologi
perkebunan, pertanian dan perikanan. Mereka buta agrikultur, tanahnya yang
subur tidak dikelola sama sekali. Orang-orang Islam mengenalkan bumi Hispania
pada improvisasi sistem irigasi dalam produksi agrikultur. Sebagai rasa
terimakasih bumi Hispania terhadap Islam, didirikanlah patung Abdurrahman
Ad-dakhil di salah satu daerah di Spanyol, yang masih bisa dilihat hingga hari
ini.
Dalam bidang kedokteran, siapa yang tidak mengenal
Al-Zahrawi. Karyanya Al-Tasyrif sangat
fenomenal dan menjadi rujukan ilmu kedokteran modern. Baratpun tidak
segan-segan menyebutnya sebagai bapak ahli ilmu bedah modern. Dalam bidang
psikologi, sebagai contoh, ilmuwan Andalusia sudah menerapkan metode dialogis terhadap
pasien ketimbang menerapkan hipnotis yang mengandung efek samping bagi
perkembangan kejiwaan pasien. Metode ini berabad-abad kemudian kembali
dikenalkan oleh Sigmund Freud.
Hari ini diskursus sejarah posmodern menawarkan metode
genealogi dalam penelitian sejarah. Para ahli sejarah Andalusia jauh hari telah
melakukannya. Adalah Yusuf bin Ab-Barr, Ibnu Faradi dan Ibnu Hazm para ilmuwan Andalusia
yang concern di bidang sejarah yang karyanya diterjemahkan dan dapat dibaca
hingga hari ini.
Masa keemasan Islam di Andalusia memang sudah lalu, namun
jejaknya masih dapat dilihat hingga hari ini. Spanyol hari ini sebagai salah
satu negara paling romantis dan nostalgik di dunia masih menyimpan jejak
sejarah Islam di masa lalu. Pusat studi Islam berkembang di berbagai tempat.
Perguruan tinggi berlomba-lomba mengembangan pusat studi keislaman. Islam
memang telah menjadi minoritas di bumi Spanyol pada hari ini, namun harapan
agar Islam kembali menyinari bumi Hispania ini selalu ada, dan akan terus
berhenbus. Semoga.
*****
Islam pernah menampakkan sinarnya di bumi Eropa seribu
tahun yang lalu. Islam di Andalusia adalah representasi kejayaan peradaban
Islam yang pernah ada. Kini semua itu tinggal sejarah. Masjid Cordoba kini
berganti status menjadi gereja. Jejak-jejak Islam telah dibumihanguskan
meskipun satu dua masih tersisa. Islam di Andalusia hari ini tidak lagi berjaya
seperti pasa masa keemasannya.
Menelaah perjalanan jatuh bangunnya peradaban Islam di
masa lalu sangat penting agar kita dapat meneladani sikap-sikap yang diperlukan
untuk membangun kejayaan peradaban dan menghindari sikap-sikap yang dapat
memicu kehancurannya. George Santayana pernah berujar “Who dont learn from history are doomed to repeat it”. Barang siapa
tidak belajar dari sejarah maka akan mengulanginya. Islam telah berjaya di
Andalusia dan kemudian terpuruk. Tugas kita adalah belajar dari sejarah
tersebut agar tidak terjatuh di lubang yang sama. Karena kejayaan hanya
dititipkan Allah kepada mereka yang bertaqwa, dan jika manusia telah
meninggalkannya, dan mulai menebar ketidak adilan, pertikaian dan hedonisme
maka suatu peradaban tinggal menuju waktu kehancurannya.
Wallahua’lam
bissawwab
“Dan masa (kejayaan
dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat
pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan
orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai)
syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang lalim, dan agar Allah
membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan
orang-orang yang kafir.”
(QS. Ali’-Imran [3]: 140-141)
“Dan
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan
menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan
sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji)
itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur : 55)
mbak saya tertarik dengan buku yang dibedah ini sebab penelitian akhir saya masih ada kaitannya dengan buku ini....bagaimana cara mendapatkan buku ini mbak...terima kasih mohon dibalas ya mbak
BalasHapushhh
BalasHapus