Sabtu, 19 Mei 2012

Launcing & Bedah Buku Islam di Andalusia

MENGENAL LEBIH DEKAT MUTIARA PERADABAN ISLAM
DI BUMI HISPANIA
Oleh :  Marlis Herni Afridah

Buah Refleksi :
ANDALUSIA
MUTIARA PERADABAN ISLAM DI KERAJAAN SPANYOL
Penulis : Prof.H. Laode M.Kamaluddin,Ph.D & Awaludin Marwan,MA

Rasanya tidak berlebihan jika menyebut buah karya Prof. Laode M.Kamaluddin dan Awaluddin Marwan,MA ini sebagai magnum opus tentang sejarah peradaban Islam di Andalusia. Mengingat masih jarang sekali sejarah peradaban Islam di Andalusia diterangkan secara utuh dalam literasi berbahasa Indonesia. Sejarah peradaban Islam di Andalusia biasanya hanya diterangkan sedikit, sebagai satu bagian dari sub-bab dalam buku-buku sejarah peradaban Islam pada umumnya. padahal Sejarah peradaban Islam di Andalusia adalah rekam jejak yang sangat penting tentang masa keemasan peradaban Islam terutama di Eropa Barat, yang pada kemudian hari menjadi stimulus bagi lahirnya renaissance di Eropa yang saat itu berada dalam masa kegelapan, diliputi kebodohan, takhayul, dan khurafat. 
Menilik Sejarah Peradaban Islam di Andalusia mengingatkan kita pada sosok ilmuwan-ilmuwan agung semisal Ibnu Rusyd, Ibnu Tufail, Ibnu Bajah, Al-Zahrawi, Ibnu Al-Baitar, Ziryab, dll yang buah pemikiran dan karyanya masih terus hidup hingga hari ini, mencerahkan setiap mereka yang haus akan ilmu pengetahuan.  Kejayaan Islam di Andalusia mengingatkan kita  pada bentuk ideal sebuah peradaban, dimana para penguasa, intelektual, pengusaha, dan masyarakat seluruhnya bahu membahu membangun tradisi keilmuan, menerjemah teks-teks Plato dan Aristoteles, mengkritisi, dan memodifikasi sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Islam di Andalusia mengingatkan kita pada bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur kelas wahid, dengan taman-taman indah penuh warna warni bunga, dimana muda-mudi saling berkumpul, membentuk lingkaran dan mendiskusikan berbagai macam disiplin keilmuan mulai dari Aqidah, Fiqh, Hadist, Filsafat, Bahasa, Sastra, Seni, hingga Kedokteran, Astronomi, Kimia, Fisika, Psikologi, Agrikultur, bahkan teknologi. Islam di Andalusia adalah pesona. Mutiara indah di tengah padang kegelapan dan kejahiliahan umat manusia.
Penulisan dan penerbitan buku Andalusia-Mutiara Peradaban Islam di Kerajaan Spanyol adalah kabar gembira dalam upaya menggairahkan geliat tradisi intelektual untuk membangun kembali kejayaan peradaban Islam di masa depan. Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah asas peradaban. Maka dari itu, untuk membangun kejayaan peradaban Islam, upaya penerjemahan, penulisan dan penerbitan buku menjadi ujung tonggak yang mutlak diperlukan.
Andalusia-Mutiara Peradaban Islam di Kerajaan Spanyol secara komprehensif melacak sejarah politik di tubuh Andalusia, dalam bab ini, sang penakluk Thariq Bin Ziyad menjadi bintang. Sosok yang telah diceritakan secara berulang-ulang dalam buku-buku tarikh di Madrasah Ibtidaiyah menunjukkan akhlak dan watak kepemimpinan yang gemilang saat membuka kawasan Iberia tersebut. Pada bab selanjutnya, buku ini secara konprehensif menjabarkan formasi politik pemerintahan Islam dalam tiga bentuk. Pertama, Andalusia sebagai satu bagian propinsi dalam kekuasaan Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Dimana pengelolaannya   dikepalai oleh seorang gubernur. Kedua, masa keamiran dan terakhir masa kekhalifahan. Fragmentasi politik dijabarkan dalam bab ke-tiga dimana Andalusia dalam perjalanannya secara bergilir dikuasai oleh dinasti-dinasti seperti Abbadid, Aftasid, Al-Murabitun, Al-Muwahidun dan Nasrid sebagai dinasti terakhir sebelum Islam benar-benar tersapu dari daratan Hispania oleh serangan Ferdinand dari aragon dan Isabela dari Castille.
Tradisi keilmuan menjadi pemandangan inti dari masa kejayaan Islam di Andalusia. Diskursus sains diterangkan dalam formasi Astronomi, Agrikultur, Kedokteran, Fisika, Kimia, Psikologi dan Sejarah. Sangat mempesona bahwa arsitektur Cordoba –ibukota Andalusia- adalah pertemuan simbol intelektual, spiritual dan budaya. Perpustakaan-perpustakaan menjadi nadi kehidupan masyarakat yang menunjukkan betapa tinggi tingkat peradaban masyarakat Islam Andalusia. Kesenian berkembang pesat. Siapa mengira bahwa gitar yang kita kenal dewasa ini adalah hasil kreatifitas seorang Ziryab, seniman adiluhung pada masa kejayaan Islam di Andalusia.
Gelas kaca, yang kemudian menginspirasi penemuan lensa dan teleskop ditemukan oleh Ibnu Firnas. Jika bukan karena jasanya, ilmu astronomi mungkin tidak berkembang sepesat pada hari ini. Spanyol hari ini dikenal dengan potensi perkebunannya yang luar biasa. Siapa kira ternyata pencapaian Spanyol di bidang agrikultur hari ini adalah berkat jasa para Moorish, orang-orang Islam yang datang ke Andalusia. Sebelum datangnya Islam, Eropa tidak mengenal teknologi perkebunan, pertanian dan perikanan. Mereka buta agrikultur, tanahnya yang subur tidak dikelola sama sekali. Orang-orang Islam mengenalkan bumi Hispania pada improvisasi sistem irigasi dalam produksi agrikultur. Sebagai rasa terimakasih bumi Hispania terhadap Islam, didirikanlah patung Abdurrahman Ad-dakhil di salah satu daerah di Spanyol, yang masih bisa dilihat hingga hari ini.
Dalam bidang kedokteran, siapa yang tidak mengenal Al-Zahrawi. Karyanya Al-Tasyrif sangat fenomenal dan menjadi rujukan ilmu kedokteran modern. Baratpun tidak segan-segan menyebutnya sebagai bapak ahli ilmu bedah modern. Dalam bidang psikologi, sebagai contoh, ilmuwan Andalusia sudah menerapkan metode dialogis terhadap pasien ketimbang menerapkan hipnotis yang mengandung efek samping bagi perkembangan kejiwaan pasien. Metode ini berabad-abad kemudian kembali dikenalkan oleh Sigmund Freud.
Hari ini diskursus sejarah posmodern menawarkan metode genealogi dalam penelitian sejarah. Para ahli sejarah Andalusia jauh hari telah melakukannya. Adalah Yusuf bin Ab-Barr, Ibnu Faradi dan Ibnu Hazm para ilmuwan Andalusia yang concern di bidang sejarah yang karyanya diterjemahkan dan dapat dibaca hingga hari ini.
Masa keemasan Islam di Andalusia memang sudah lalu, namun jejaknya masih dapat dilihat hingga hari ini. Spanyol hari ini sebagai salah satu negara paling romantis dan nostalgik di dunia masih menyimpan jejak sejarah Islam di masa lalu. Pusat studi Islam berkembang di berbagai tempat. Perguruan tinggi berlomba-lomba mengembangan pusat studi keislaman. Islam memang telah menjadi minoritas di bumi Spanyol pada hari ini, namun harapan agar Islam kembali menyinari bumi Hispania ini selalu ada, dan akan terus berhenbus. Semoga.
*****
Islam pernah menampakkan sinarnya di bumi Eropa seribu tahun yang lalu. Islam di Andalusia adalah representasi kejayaan peradaban Islam yang pernah ada. Kini semua itu tinggal sejarah. Masjid Cordoba kini berganti status menjadi gereja. Jejak-jejak Islam telah dibumihanguskan meskipun satu dua masih tersisa. Islam di Andalusia hari ini tidak lagi berjaya seperti pasa masa keemasannya.
Menelaah perjalanan jatuh bangunnya peradaban Islam di masa lalu sangat penting agar kita dapat meneladani sikap-sikap yang diperlukan untuk membangun kejayaan peradaban dan menghindari sikap-sikap yang dapat memicu kehancurannya. George Santayana pernah berujar “Who dont learn from history are doomed to repeat it”. Barang siapa tidak belajar dari sejarah maka akan mengulanginya. Islam telah berjaya di Andalusia dan kemudian terpuruk. Tugas kita adalah belajar dari sejarah tersebut agar tidak terjatuh di lubang yang sama. Karena kejayaan hanya dititipkan Allah kepada mereka yang bertaqwa, dan jika manusia telah meninggalkannya, dan mulai menebar ketidak adilan, pertikaian dan hedonisme maka suatu peradaban tinggal menuju waktu kehancurannya.
Wallahua’lam bissawwab
“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang lalim, dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir.”
(QS. Ali’-Imran [3]: 140-141)
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nur : 55)  

 


2 komentar:

  1. mbak saya tertarik dengan buku yang dibedah ini sebab penelitian akhir saya masih ada kaitannya dengan buku ini....bagaimana cara mendapatkan buku ini mbak...terima kasih mohon dibalas ya mbak

    BalasHapus